Reporter: Cornelia Agata | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisioner OJK, Wimboh Santoso dalam kunjungan kerjanya di Amerika Serikat menyampaikan stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia New York (24/4).
Dalam forum "The Indonesia B20 Roadshow : Indonesia-US Business Forum," Wimboh Santoso mengungkapkan bahwa laju intermediasi sektor perbankan terus meningkat. Per Februari 2022 pertumbuhannya mencapai 6,3% yoy dengan risiko yang terkendali. Berdasarkan data yang diperoleh OJK, NPL gross ada di angka 3,1%.
"Industri perbankan Indonesia menunjukkan ketahanan di masa pandemi Covid-19. Sampai saat ini tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) berada di angka 25,8%, angka tersebut menunjukkan perbankan Indonesia sangat aman menghadapi potensi risiko di masa depan," kata Wimboh.
Wimboh juga memaparkan pencapaian di sektor pasar modal. Menurutnya sektor pasar modal juga menunjukkan tren positif. Dapat dilihat, IHSG pada 14 April 2022 merupakan pencapaian tertinggi sektor pasar modal yang berada di angka 7.235,53% (9,94% ytd).
Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Syariah Turun 45% Dalam Setahun Terakhir
Perolehan dana sektor pasar modal juga membaik dengan memperoleh Rp 19,21 triliun yang berasal dari 18 intial public offering (IPO) sepanjang tahun 2022.
Industri Keuangan Non Bank (IKNB) turut mencatatkan stabilitasnya. Sampai saat ini, tercatat Risk Based Capital (RBC) pada asuransi jiwa dan asuransi umum di angka 535,7%, dan reasuransi terjaga di angka 323,1%. Pertumbuhan pembiayaan dari IKNB juga membaik di angka 2,43% yoy. Sedangkan untuk Non Performing-Finance (NPF) sektor IKNB stabil di angka 3,25%.
Stabilitas yang dicapai ini menurut Wimboh dapat dijadikan informasi bagi para calon investor asing yang ingin berinvestasi di perusahaan-perusahaan jasa keuangan, ataupun investasi di sektor usaha lainnya di Indonesia.
Wimboh juga menambahkan, Indonesia masih memiliki potensi lain yang ditawarkan pada para investor selain kestabilan sektor jasa keuangan yakni dari segi populasi penduduk. Indonesia yang saat ini memiliki populasi penduduk 274 jiwa akan memberi dampak baik untuk pemulihan dan pertumbuhan perekonomian di era pandemi Covid-19.
Baca Juga: Ada Kemungkinan Izin Usaha Dicabut, Wanaartha Life Aktif Berkomunikasi dengan OJK
"Saya percaya, Indonesia akan menjadi nomor satu di Asia dalam ekonomi digital di tahun 2025 dengan target pendapatan sebesar US$ 124 miliar. Target ini akan memanfaatkan banyak sektor di Indonesia mulai dari pemanfaatan sumber daya alam, pertambangan, pertanian, kelapa sawit, perikanan hingga pariwisata," imbuh Wimbon.
Pada pertemuan ini, Wimbong juga menjelaskan bahwa OJK telah mengeluarkan sejumlah kebijakan di bidang green economy dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Menerbitkan dokumen Taksonomi Hijau sebagai panduan aktivitas ekonomi yang melindungi lingkungan hidup dan perubahan iklim adalah salah satu kontribusi yang dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News