Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja positif yang diraih PT Bank Pembagunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) atau Bank BJB dalam beberapa tahun terakhir, membuat peringkat pengelolaan keuangan juga ikut terkerek.
Paling anyar, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat Bank BJB dan Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2017 dari idAA- menjadi idAA, dengan outlook stabil.
Kenaikan peringkat itu mencerminkan Bank BJB telah melakukan peningkatan yang konsisten dari kinerja keseluruhan selama beberapa tahun terakhir, terutama mengingat ketahanan bisnis captive berkualitas tinggi di tengah dampak pandemi sejak 2020.
Hal ini tercermin dari semakin kuatnya posisi usaha Bank BJB di industri perbankan, dikombinasikan dengan rasio kredit bermasalah (NPL) dan kredit berisiko (LAR) yang lebih rendah dibandingkan industri secara keseluruhan.
Baca Juga: Tingkatkan Penyaluran KPR, Bank Bjb Gandeng Pengembang di Batam
Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi mengatakan, kinerja positif yang diraih perusahaan didukung pengelolaan bisnis secara agresif namun terukur.
"Juga didorong berbagai produk seperti kredit pegawai pemerintahan daerah (Pemda) yang terbukti menjadi pasar yang tangguh yang tidak mudah diambil alih atau ditiru oleh bank lain. Belum lagi, produk digital, kredit korporasi, dan kredit konsumer," kata Yuddy, dalam laman resmi perseroan, Kamis (14/4).
Disampaikan Yuddy, Bank BJB di tahun 2021 telah melakukan berbagai inovasi dan pengembangan digitalisasi. Hal tersebut berdampak pada pendapatan fee based income yang naik signifikan, termasuk dari layanan digital. "Hal ini tidak terlepas dari semakin luasnya ekosistem digital Bank BJB yang tumbuh sepanjang tahun 2021," tambahnya.
Peringkat idAA yang diraih Bank BJB, menurut catatan Pefindo, juga sudah memperhitungkan proses Bank BJB menjadi induk dari Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan beberapa bank pembangunan daerah (BPD) lain.
Dengan menjadi induk KUB, Pefindo memprediksi, akan semakin meningkatkan profil bisnis dan keuangan bank bjb, mengingat kehadiran yang lebih kuat di wilayah baru di luar Jawa Barat, dan potensi sinergi yang lebih besar antar anggota KUB nya.
Baca Juga: Bank BJB Kembali Gelar Safari Ramadan
Rencana KUB kemungkinan akan dapat terwujud dalam jangka menengah, mengingat tenggat waktu yang tegas sebagaimana dituangkan dalam POJK No.12/POJK.03/2021, yang mengamanatkan BPD untuk memenuhi kebutuhan modal inti minimum sebesar Rp 3,0 triliun pada akhir tahun 2024.
Pefindo juga menaikkan peringkat Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I/2017 Bank, Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II/2019 dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III/2021, menjadi idA+ dari idA.
Baca Juga: Bank Kian Getol Salurkan Kredit UMKM, Per Februari Sudah Tembus Rp 1.156 Triliun
Peringkat Obligasi Subordinasi tersebut berada dua tingkat di bawah peringkat Bank BJB karena adanya risiko dari Obligasi Subordinasi ini dapat dihapusbukukan pada kondisi non-viability, sesuai dengan POJK 34/POJK.03/2016.
Yuddy menambahkan, dengan peringkat idAA mencerminkan bahwa Bank BJB memiliki kemampuan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.
“Peringkat tersebut juga mencerminkan posisi bank bjb yang kuat di pasar captive di provinsi Jawa Barat dan Banten, kualitas aset yang kuat, dan permodalan yang kuat,” ucap Yuddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News