kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasokan terancam gempa Jepang, pembiayaan elektronik tetap optimistis


Selasa, 15 Maret 2011 / 09:42 WIB
Pasokan terancam gempa Jepang, pembiayaan elektronik tetap optimistis
ILUSTRASI. Penumpang ferri di Singapura menggunakan masker. REUTERS/Edgar Su


Reporter: Christine Novita Nababan, Anaya Noora Pitaningtyas |

JAKARTA. Bencana gempa dan tsunami yang meluluh-lantakkan Jepang diperkirakan akan menggoyang industri pembiayaan elektronik nasional. Maklum, sebagian komponen elektronik yang ada di pabrik elektronik di Indonesia berasal dari Jepang. "Sekitar 30% komponen elektronik masih impor dari Jepang," kata Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Senin (14/3).

Ketua Umum Klub Pemasar Elektronik atau Electronic Marketer Club (EMC) Iffan Suryanto mengakui kemungkinan pasokan dan komponen dari Jepang akan menurun. Saat ini produk elektronik yang ada di Indonesia masih diimpor dari Jepang. "Pasokan elektronik di Indonesia bisa turun 10%," kata Iffan.

Namun, sebagian pelaku industri pembiayaan elektronik menyatakan, bisnis mereka tidak akan terganggu bencana gempa Jepang. Salah satunya adalah FIF Spektra. Unit usaha Federal International Finance (FIF) ini mengaku tak mengandalkan elektronik impor dari Jepang. “Barang elektronik FIF Spektra berasal dari pabrik di Indonesia, bukan dari Jepang,” ujar Direktur Utama FIF Spektra Darwan Tirtayasa Senin (14/3).

Alhasil, sepanjang pabrik di Indonesia mampu memasok barang elektronik sesuai permintaan pasar, FIF Spektra tidak khawatir. Kini sekitar 40% portofolio Spektra adalah pembiayaan perangkat rumah tangga (home appliances) dan furnitur. Selebihnya, yakni 60% mengalir ke pembiayaan elektronik.

FIF Spektra tetap optimistis, bisa mencapai target pembiayaan tahun ini sebesar Rp 2,25 triliun, tumbuh sekitar 80% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,3 triliun. Salah satu pendorong pertumbuhan itu adalah tingginya permintaan pasar, terutama momentum Hari Raya Idul Fitri. Untuk menyasar nasabah, FIF Spektra akan mengandalkan data dari nasabah induknya.

Yakin mencapai target

Perusahaan pembiayaan masih optimistis, karena porsi pembiayaan elektronik masih kecil. Contohnya Finansia Multi Finance. Pembiayaan elektronik di perusahaan ini hanya 20% dari total bisnis perusahaan. Selebihnya, yakni 80% adalah pembiayaan kendaraan bermotor roda dua, roda empat, dan kredit pemilikan rumah (KPR).

“Jadi, 20% pembiayaan elektronik masih bisa kami garap dengan baik meski akan terjadi penurunan produksi di Jepang akibat musibah gempa dan tsunami,” papar Mia Christy, Business Relation Head Finansia.

Asal tahu saja, perusahaan multifinance yang populer dengan merek Kredit Plus tersebut mematok peningkatan penyaluran pembiayaan elektronik tahun ini antara Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. Artinya, Finansia yakin, penyaluran pembiayaannya naik hingga 100% dibandingkan pencapaian tahun 2010 yang sebesar Rp 500 miliar.

Mia mengungkapkan, peningkatan pembiayaan elektronik pada tahun ini akan terdongkrak oleh rencana perusahaan melebarkan sayap bisnis hingga ke wilayah-wilayah potensial di Indonesia melalui pembukaan sejumlah kantor cabang dan pemasaran. “Yang pasti, jumlahnya tidak akan mencapai 30 unit,” imbuh Mia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×