Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini membuat penyaluran kredit valas meningkat. Kenaikan ini disebabkan karena selisih kurs antara dollar AS dan rupiah yang melebar.
Berdasarakan kurs spot Bloomberg, Selasa (14/8), sampai 16.53 WIB, kurs rupiah tercatat sebesar Rp 14.584 per dollar AS atau melemah 0,16% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bilang, di semester I 2018 kredit valas tumbuh cukup tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu. "Dalam bentuk dollar AS tumbuh 10,33%, meningkat dari pertumbuhan sebesar 9,21% di periode sama tahun lalu," kata Boedi kepada kontan.co.id, Selasa (14/8).
Sedangkan bila dalam bentuk rupiah setelah memperhitungkan dampak pelemahan nilai tukar, pertumbuhan kredit valas tercatat 16,46%, lebih tinggi dari pertumbuhan sebesar 8,74% di periode sama 2017.
Imbasnya, kredit macet (NPL) kredit valas juga turun drastis menjadi 1,69% di semester I 2018, dari 2,60% di semester I 2017. Sektor pendorong perbaikan pertumbuhan kredit valas adalah sektor pertambangan khususnya batubara dan industri manufaktur pengolahan khususnya industri tekstil.
Manajemen risiko valas, terutama terkait dengan risiko pasar dan risiko suku bunga, umumnya dimitigasi dengan hedging dan limit nominal per currency. Indikator risiko masih terkelola dengan baik antara lain ditunjukkan dengan net open position (NOP) yang masih kecil yaitu 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News