kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pendapatan premi anjlok 13,8%, AAJI minta keringanan iuran OJK


Senin, 11 Mei 2020 / 20:37 WIB
Pendapatan premi anjlok 13,8%, AAJI minta keringanan iuran OJK
ILUSTRASI. Petugas keamanan memeriksa suhu tubuh tamu yang berkunjung ke kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Jakarta, Rabu (11/3). AAJI memaparkan pertumbuhan pendapatan industri asuransi jiwa di tahun 2019 meningkat sebesar 18,7% atau sebesar Rp 243,20 triliun


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi jiwa telak tertekan pandemi Covid-19. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan tren asuransi tren pertumbuhan premi asuransi mengalami penurunan khususnya asuransi jiwa.

“Premi asuransi jiwa terkoreksi minus 13,8% yoy pada Maret 2020. Padahal pada Desember 2019 lalu hanya minus 0,38%. Ini terkoreksi betul di industri asuransi akibat Covid-19,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam video conference pada Senin (11/5).

Baca Juga: Terimbas corona, Apparindo berencana revisi target

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) telah melayangkan surat ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lewat surat bertanggal 26 Maret 2020 lalu itu, asosiasi meminta keringanan untuk pembayaran iuran yang harus di bayarkan oleh asuransi jiwa kepada regulator.

“AAJI sudah kirim surat ke OJK mengenai hal tersebut. Tepatnya yang kami sampaikan memberikan kelonggaran dengan menghapus atau memberikan pengurangan atas iuran OJK, yang akan turut meringankan beban cashflow perusahaan,” ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu kepada Kontan.co.id.

Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK ,Anto Prabowo menjelaskan, pihaknya saat ini belum dapat membebaskan iuran tersebut. Alasannya dasar regulasi iuran yaitu PP 11/2014 tentang Pungutan oleh OJK tak berada dalam kewenangan OJK.

Baca Juga: Meski bisnis tertekan, industri multifinance tak minta keringanan iuran OJK

“Pada prinsipnya PP 11/2014 bukan produk hukum OJK sehingga tentunya saat sementara OJK masih akan mengikuti ketentuan yang berlaku tersebut”, kata Anto kepada Kontan.co.id.



TERBARU

[X]
×