Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat utang perusahaan pembiayaan (multifinance) diproyeksikan akan kembali semarak di tahun depan, diprediksi puncaknya pada kuartal III-2024. Sejumlah pemain diketahui juga sudah memasang target bakal menerbitkannya di tahun depan.
Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto mengatakan jumlah surat utang jatuh tempo multifinance di tahun depan diperkirakan mencapai Rp 26,3 triliun.
“Kira-kira di tahun depan akan marak penerbitannya kalau dilihat berdasarkan grafik jatuh tempo per tiga bulan, mungkin akan banyak (penerbitan) di kuartal III-2024,” ujarnya dalam Konferensi Pers virtual Pefindo, Senin (11/12).
Suhindarto menjelaskan, berdasarkan karakteristiknya pola penerbitan surat utang multifinance akan dilakukan sebelum surat utang terdahulu jatuh tempo. Menurutnya, cara ini sudah dilakukan pada kuartal III-2023.
Baca Juga: Lampaui Batas Minimum Modal OJK, BRI Finance Masih Targetkan Peningkatan 9%
“Peningkatan penerbitan surat utang multifinance yang besar di tahun ini seiring jatuh tempo yang besar pula,” jelasnya.
Suhindarto menuturkan, multifinance punya dua sumber pendanaan pertama pinjaman perbankan atau perusahaan induknya dan penerbitan surat utang. Dia bilang, leasing tidak boleh menghimpun dana dari masyarakat langsung seperti perbankan melalui tabungan, giro dan deposito.
Berdasarkan data Pefindo, nilai surat utang multifinance yang bakal jatuh tempo di tahun 2024 sebesar Rp 26,3 triliun dengan rincian obligasi Rp 24,37 triliun, sukuk Rp 1,43 triliun dan MTN Rp 530 miliar.
Selain itu, penerbitan surat utang industri multifinance periode Januari sampai November 2023 mencapai Rp 32,76 triliun atau sekitar 27% dari total penerbitan surat utang.
Bila dirinci, penerbitan surat utang milik multifnance BUMN hanya berada di instrumen obligasi yang nilainya sebesar Rp 2,32 triliun. Sementara untuk mulitifinance non BUMN, mayoritas ada di obligasi dengan nilai Rp 28,34 triliun dan sukuk sebesar Rp 2,1 triliun.
PT BFI Finance Indonesia (BFIN) berencana menerbitkan obligasi di tahun 2024 sebesar Rp 6 triliun. Obligasi tersebut akan dibagi menjadi beberapa tahap (batch).
“Tahun depan kami berencana untuk menerbitkan obligasi berkelanjutan. Kurang lebih targetnya Rp 6 triliun dan target untuk penyalurannya selama 2024 diperkirakan sampai Rp 3 triliun dalam beberapa batch,” ujar Direktur BFI Finance Sudjono beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Pefindo: Penerbitan Surat Utang Multifinance Bakal Semarak di Kuartal III-2024
Sudjono bilang, rencana penerbitan obligasinya paling cepat dilakukan antara kuartal II atau kuartal III tahun 2024. Ini tergantung dengan kondisi perbankan, bisnis dan besaran pertumbuhan dan kebutuhan dana perusahaan.
“Di luar obligasi kami secara continue mendaptakan dari perbankan nasional, jadi pilihannya menggunakan dana perbankan nasional, dana obligasi, dan bagaimana menyeimbangkan di antara kedua sumber pendanaan tersebut,” terangnya.
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) juga akan menerbitkan obligasi di 2024 sebesar Rp 2 triliun. Artinya, penerbitan obligasi leasing ini tumbuh 100% dari tahun 2023 yang hanya sebesar Rp 1 triliun.
“Penerbitan obligasi tersebut rencananya akan dilakukan pada kuartal II dan IV tahun 2024,” kata Direktur Keuangan WOM Finance, Cincin Lisa Hadi kepada KONTAN, Kamis (14/12).
Cincin menyebutkan bahwa nilai obligasi WOM Finance yang jatuh tempo pada tahun 2024 mencapai Rp 419 miliar.
Sementara itu, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) menyatakan bakal menerbitkan obligasi di kisaran Rp 3 triliun sampai Rp 5 triliun pada 2024.
“Pada tahun-tahun sebelumnya Perusahaan biasanya menerbitkan obligasi 2 kali dalam 1 tahun,” kata Chief Financial Officer Adira Finance, Sylvanus Gani Mandrofa kepada KONTAN.
Seperti diketahui, Adira Finance memiliki obligasi yang akan jatuh tempo di 2024 dengan total Rp 3,1 triliun. Gani bilang, pihaknya akan melunasi obligasi tersebut beserta bunganya.
“Perusahaan berencana untuk melunasi Pokok Obligasi beserta bunganya pada tanggal jatuh tempo dengan menggunakan kas internal,” kata Gani.
Gani menjelaskan, selain penerbitan obligasi dan sukuk, ADMF punya pembiayaan bersama (joint financing) untuk membantu pendanaan perusahaan lewat perusahaan induk yakni Bank Danamon.
“Serta penerimaan pinjaman dari bank sebagai bagian dari strategi diversifikasi pendanaan Adira Finance untuk mendapatkan pendanaan yang lebih kompetitif,” terangnya.
PT Federal International Finance (FIF) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 4,5 triliun di 2024. Nilai ini tumbuh 12% dari penerbitan tahun 2023 yang sebesar Rp 5,1 triliun.
“Di tahun 2024, FIF akan menerbitkan obligasi pada kuartal I dan kuartal III,” ujar Chief Marketing Officer FIF Group, Daniel Hartono kepada KONTAN.
Daniel bilang, adapun nilai obligasi FIF yang akan jatuh tempo di tahun 2023 sebesar Rp 4,1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News