kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

Penetrasi Rendah, MAIPARK Soroti Minimnya Perlindungan Asuransi Rumah di Indonesia


Sabtu, 04 Oktober 2025 / 21:22 WIB
Penetrasi Rendah, MAIPARK Soroti Minimnya Perlindungan Asuransi Rumah di Indonesia
ILUSTRASI. perusahaan reasuransi atau reinsurance PT Reasuransi MAIPARK Indonesia


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Reasuransi MAIPARK Indonesia (MAIPARK) mencatat sebagian besar rumah tinggal di Indonesia belum terlindungi asuransi.

Berdasarkan data tahun 2023, hanya sekitar 36.000 bangunan rumah tinggal yang diasuransikan dari total sekitar 64 juta rumah di seluruh Indonesia.

“Antara bangunan yang diasuransikan dan tidak diasuransikan pada 2023, diketahui hanya 0,1% rumah tinggal di wilayah Indonesia yang diasuransikan,” ujar Strategic Planning & Risk Management Group Head MAIPARK Indonesia, Ruben Damanik, dalam webinar asuransi properti, Kamis (2/10/2025).

Baca Juga: MAIPARK Susun Strategi untuk Capai Target Ekuitas Minimum Rp 2 Triliun di 2028

Ruben menegaskan, asuransi memiliki peran penting dalam melindungi aset masyarakat dari risiko bencana alam.

Menurutnya, potensi bencana di Indonesia yang tinggi mulai dari cuaca ekstrem, banjir, hingga gempa bumi menuntut perlindungan finansial yang memadai.

Sebagai gambaran, Ruben mencontohkan bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh pada tahun 2004 yang menimbulkan kerugian sekitar Rp 41,4 triliun, namun hanya Rp 0,65 triliun atau sekitar 1,6% dari total kerugian yang terlindungi oleh asuransi.

“Akibat gempa Aceh misalnya, protection ratio hanya 1,6%. Nilai itu menggambarkan penetrasi perlindungan akibat gempa melalui mitigasi asuransi masih sangat rendah,” jelas Ruben.

Lebih lanjut, Ruben memaparkan bahwa tingkat penetrasi asuransi properti maupun asuransi bencana alam terhadap risiko bencana juga masih rendah jika dilihat dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) periode 2004–2024.

Baca Juga: MAIPARK Sebut Pelemahan Rupiah Tak Berdampak terhadap Premi Retrosesi

Ia mencontohkan, pada 2009 terjadi gempa bumi besar yang menyebabkan kerusakan pada sekitar 530.000 rumah tinggal, namun hanya 1.000 rumah yang dilaporkan memiliki perlindungan asuransi.

“Hanya 1.000 rumah yang diasuransikan. Ini menunjukkan tantangan literasi asuransi di masyarakat masih sangat rendah,” tegasnya.

Selanjutnya: Jasindo Catatkan Perolehan Laba Sebesar Rp 117,04 Miliar per Agustus 2025

Menarik Dibaca: Khasiat Minum Teh Hijau untuk Diet yang Sayang untuk Dilewatkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×