kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Perbanas Proyeksi Pertumbuhan Kredit pada 2025 Hanya Mencapai Single Digit


Jumat, 01 Agustus 2025 / 18:27 WIB
Perbanas Proyeksi Pertumbuhan Kredit pada 2025 Hanya Mencapai Single Digit
ILUSTRASI.  (KONTAN/Carolus Agus Waluyo) Perbanas memproyeksi pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada tahun 2025 hanya tumbuh single digit.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) memproyeksi pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada tahun 2025 hanya tumbuh single digit, di angka 8,7% ± 1% saja. Pertumbuhan ini dikoreksi dari proyeksi Perbanas sebelumnya, yang mana akan berada pada level 10,6% ± 1% pada awal tahun lalu.

Ketua Bidang Pengembangan Kajian Ekonomi Perbankan (PKEP) Perbanas Aviliani menyampaikan bahwa dengan kondisi perekonomian seperti saat ini, penyaluran pertumbuhan kredit perbankan akan sulit menyentuh angka double digit. Sebab, dia melihat permintaan kredit dari pelaku bisnis mulai mengalami kemerosotan.

"Memang (pertumbuhan) kredit itu berbagai lembaga menunjukkan untuk mencapai 10% itu agak susah. Jadi kami semua ingin 10%, tapi ini proyeksi kami sampai akhir tahun itu diperkirakan sekitar 8,7%," kata Aviliani di acara Perbanas Review of Indonesia's Mid-Year Economy (PRIME) 2025 di Le Meridien Hotel, Kamis (31/7).

"Karena kalau yang namanya bank itu kan mengikuti bisnis, jadi kalau bisnis permintaannya terbatas maka bank nggak mampu, tidak akan mungkin bank yang menawarkan-nawarkan kredit gitu. Nah ini perlu diketahui," tambah dia.

Baca Juga: Proyek Infrastruktur dan Properti Sepi, Kredit Konstruksi pun Lunglai

Meski pun begitu, kondisi ini tak bisa dipukul rata ke seluruh perbankan. Aviliani menjelaskan bahwa angka tersebut ialah sebagai proyeksi rata-rata kredit bank secara nasional. Dia menyebut masih bakal ada beberapa bank yang menghasilkan kinerja penyaluran kredit mencapai double digit.

Sementara itu Ketua Umum Perbanas Hery Gunardi kemudian menjelaskan ragam tantangan utama yang dirasakan industri perbankan dalam melakukan penyaluran kredit di sepanjang tahun ini. Pertama, ialah lemahnya demand atau permintaan kredit akibat perlambatan konsumsi dan ekspor.

Kedua, standar kredit masih ketat. Ketiga, tingginya biaya daya dana. Keempat, kualitas aset yang menantang. Serta kelima, disrupsi digital dan fintech yang menawarkan layanan pinjaman cepat berbasis data alternatif.

"Jadi tahun 2025 ini strategi penyaluran kredit tidak cukup banyak ekspansi, tapi juga selektif, adaptif, dan berbasis teknologi agak relevan dengan sustainability ya," kata Hery pada kesempatan yang sama.

Lebih dalam, dipaparkan juga bila Perbanas memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 berkisar antara 4,8% ± 0,1% (yoy), dengan inflasi yang tetap rendah pada level 1,9% ± 0,5% (yoy), dan nilai tukar rupiah diprediksi stabil di kisaran Rp 16.300 – Rp 16.700 per dolar AS.

Kondisi ini membuka ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter, meski tantangan likuiditas masih membayangi, mengingat proyeksi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang relatif rendah, hanya sekitar 4,38% ± 1% (yoy), sedangkan pertumbuhan kredit sebesar 8,7% ± 1% (yoy).

Meskipun masih dalam kondisi yang tertekan di pertengahan tahun ini, Hery menjelaskan bahwa pihaknya masih optimistis kinerja perbankan di semester-II 2025 bakal berpeluang tumbuh. Salah satu pendorongnya ialah adanya stimulus fiskal dari pemerintah yang digeber bakal lebih agresif dan tepat sasaran.

"Salah satu harapan kita itu adalah stimulus fiskal yang akan lebih agresif dan tepat sasaran pada semester II 2025 nanti, karena ruang kebijakan fiskal masih sangat leluasa. Terlihat dari besarnya uang bersih pemerintah di Bank Indonesia mencapai sekitar Rp 572 triliun,” katanya.

Selain itu, ada pula beberapa program unggulan pemerintah seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan 3 Juta Rumah yang juga dinilai Hery bisa berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di semester-II nantinya.

Baca Juga: Kredit Konstruksi Tumbuh 1,08% per Juni 2025, Bank Optimistis Tren Naik Semester II

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×