Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) catat kenaikan penyaluran kredit di kuartal l-2025. Namun, tren pelemahan ekonomi membuat penyaluran kredit BPD hanya tumbuh single digit.
Misalnya PT Bank Pembangunan Daerah Bank Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank bjb). Bank dengan kode saham BJBR ini mencatat total penyaluran kredit Rp 118,24 triliun di kuartal l tahun 2025. Jumlah itu naik tipis 2,66% secara tahunan (YoY) dari Rp 115,18 triliun di kuartal l-2024.
Lalu ada PT Bank DKI yang juga turut mencatat kenaikan kredit sebesar 6,8% menjadi Rp 45,09 triliun di kuartal I-2025. Di periode yang sama tahun 2024, penyaluran kredit Bank DKI capai Rp 42,18 triliun.
Setali tiga uang, penyaluran kredit PT Bank Pembangunan Daerah Bali juga naik 8,8% YoY dari Rp 21,39 triliun di kuartal l 2024 menjadi Rp 23,27 triliun di periode Januari- Maret 2025.
Baca Juga: BPD Catatkan Lonjakan Transaksi Bisnis Kartu Kredit Pemerintah Daerah
Meski tipis, kredit yang disalurkan PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumsel Babel) turut naik tipis 0,8% menjadi Rp 21,58 triliun di kuartal I-2025. Mengiangat di periode Januari - Maret 2024, penyaluran kredit Bank Sumsel Babel sebesar Rp 21,39 triliun.
Lalu, kredit yang disalurkan PT Bank Pembangunan Daerah Banten juga naik 8% menjadi Rp 3,99 triliun di periode tiga bulan pertama tahun 2025. Pada kuartal I-2024, panyaluran kredit Bank Banten sebesar Rp 3,69 triliun.
Terakhir, PT Bank Pembangunan Daerah DIY juga turut membukukan total kenaikan kredit menjadi Rp 10,03 triliun di kuartal I 2025, naik 8,4% YoY dari Rp 9,25 triliun di kuartal l 2024.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, laju pertumbuhan kredit BPD cenderung melambat di kuartal l-2025. Penyebab utamanya menurut dia adalah daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.
Untuk itu, BPD menurut Trioksa perlu ekspansi kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masih potensial, “Seperti sektor yang berhubungan dengan konsumsi masyarakat, perkebunan, dan terkait e-commerce,” sebut Trioksa saat dihubungi Kontan, Senin (19/5).
Selain itu, menurut Trioksa, BPD juga perlu meningkatkan kompetensi dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) perusahaan, khususnya yang terlibat dalam penyaluran dan pengelolaan kredit produktif.
Baca Juga: OJK Sebut Prospek BPD atau BPR-BPRS Melantai di BEI Cukup Positif
Ini yang telah dilakukan BPD DIY. Direktur Pemasaran dan dan Unit Usaha Syariah BPD DIY, Raden Agus Trimurjanto bilang, pihaknya tengah memfokuskan penyaluran kredit pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kendati tengah dihadapi pada tren pelemahan ekonomi, khususnya daya beli, Agus mengatakan selalu ada peluang pembiayaan kepada sektor-sektor pariwisata beserta pendukungnya, seperti akomodasi, jasa transportasi, restoran, tempat wisata, dan kuliner.
“Sepanjang wisatawan dan kunjungan ke DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) tetap tumbuh, maka sektor-sektor pendukung masih banyak peluang untuk dibiayai,” ujar Agus kepada Kontan, Senin (19/5).
Di sisi lain, lanjut Agus, pertumbuhan kredit di kuartal l 2025 juga didukung oleh sektor pendidikan lantaran terdapat hampir 250.000 mahasiswa Yogyakarta berasal dari luar kota. “Hal ini juga mendatangkan arus kas yang menggerakkan ekonomi daerah,” terangnya.
Dengan demikian, Agus menargetkan pertumbuhan kredit BPD DIY sebesar 10%–11% untuk tahun ini.
Selanjutnya: Kilang Pertamina Internasional dan Pertamina NRE Resmikan PLTS 2,5 Megawatt Peak
Menarik Dibaca: Mulai 1 Juni, KAI Hadirkan Kereta Suite Class Compartment di KA Argo Bromo Anggrek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News