kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perbankan menengah besar ikut semarakkan aksi penambahan modal


Rabu, 10 November 2021 / 15:50 WIB
Perbankan menengah besar ikut semarakkan aksi penambahan modal
ILUSTRASI. Bank KB Bukopin bakal gelar rights issue


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan semakin marak melakukan penambahan modal. Tidak hanya bank kecil saja yang antri tambah modal untuk memenuhi ketentuan modal inti, bank menengah besar juga ramai meningkatkan kekuatan permodalannya untuk mengejar ekspansi bisnis ke depan.

PT Bank KB Bukopin Tbk (BNLI) akan melakukan melakukan penambahan modal lewat mekanisme rights issue bulan ini. Bank yang sudah dikendalikan  Kookmin Bank ini membidik dana Rp 7,04 triliun dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 35,2 miliar saham dengan harga Rp 200 per saham.

Kookmin telah menyiapkan dana hingga Rp 5,4 triliun untuk menambah modal Bank Bukopin. Sebanyak Rp 4,7 triliun disiapkan untuk menyerap seluruh haknya dalam rights issue ini. Sementara sebagai pembeli siaga, bank asal Korea Selatan ini juga telah menyiapkan maksimal Rp 700 miliar untuk mengambil saham baru yang tidak diserap oleh pemegang saham lainnya.

Manajemen Bank KB Bukopin akan menggunakan tambahan modal yang akan didapat dari rights issue tersebut secara bertahap untuk investasi dan mendukung ekspansi kredit.

Sebanyak 16% dari dana segar yang didapat akan dipakai investasi di bidang IT dan mendukung rebranding perseroan.

"Investasi di bidang IT untuk mengembangkan next generation banking system dan digital banking yang direncanakan diselesaikan dalam waktu lima tahun." jelas manajemen Bank KB Bukopin dalam prospektusnya, Selasa (9/11).

Baca Juga: Tetapkan harga rights issue Rp 200 per saham, Bank KB Bukopin bidik dana Rp 7 triliun

Sedangkan 84% akan dialokasikan untuk ekspansi kredit yang akan difokuskan pada segmen ritel, bisnis UKM dan komersil, serta bisnis yang terkait dengan hubungan Indonesia-Korea. Indonesia-Korea Business Link merupakan nilai proposition unik yang dimiliki Bank Bukopin. Perseroan memiliki akses kepada perusahaan-perusahaan Korea yang mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN)  juga berencana melakukan rights issue tahun depan jika penyertaan modal negara (PMN) yang disusulkan Menteri BUMN disetujui DPR. Namun, hingga kini usulan tersebut belum disetujui.

Adapun PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR)  berencana melakukan rights issue dengan target dana Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun pada kuartal I 2022. Perseroan akan menerbitkan saham sebanyak-banyak 925 juta saham seri B dengan nilai nominal Rp 250 per saham.

 

Direktur Utama BJB Yuddy Renaldi mengatakan, rencana rights issue tersebut sudah mendapatkan persetujuan pemegang saham. "Rights issue direncanakan digelar pada kuartal I 2022. Harganya akan ditentukan kemudian dengan mempertimbangkan hasil penilaian harga wajar dan harga pasar,”katanya.

Tak akan berselang lama dari pelaksanaan rights issue itu, BJB juga akan kembali melakukan penambahan modal. Direktur Keuangan BJB Nia Kania mengatakan, perseroan akan melakukan rights issue dalam jumlah yang lebih besar lagi.

Penambahan modal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan permodalan perseroan agar bisa masuk menjadi Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 3 dengan modal inti Rp 14 triliun - Rp 70 triliun.  Sementara per September 2021, Bank BJB masih masuk kelompok KBMI 2 dengan modal inti Rp 10,85 triliun.

Tahun depan, BJB optimis bisa meningkatkan ekspansi bisnisnya. Perseroan menargetkan kredit dan DPK bisa tumbuh di kisaran 9%. Perseroan juga akan terus melanjutkan transformasi digitalnya.

Yuddy menambahkan, BJB sudah mendapatkan persetujuan dari OJK sebagai Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan didirikannya BJB Sekuritas. Oleh karena itu, perseroan tidak perlu menambah modal inti anak usaha syariahnya menjadi Rp 3 triliun per akhir 2023. Pasalnya, sebagai bagian dari KUB maka modal intinya cukup Rp 1 triliun.

Baca Juga: Industri perbankan menunjukkan perbaikan kinerja di kuartal III-2021

Kendati begitu, BJB Syariah sedang melihat peluang juga untuk melakukan Initial Public Offering (IPO). Pasalnya, ada beberapa investor strategis yang bergerak di bidang syariah menyatakan minat masuk ke bank ini.

"Mereka baru sebatas menyatakan minat sehingga saya belum bisa sebutkan nama. Karena itu rencana IPO ini juga masih belum final," pungkas Yuddy.

Sementara Bank Sumut akan melakukan penambahan modal tahun depan lewat IPO. Rencana melantai di bursa itu sudah disetujui pemegang saham pada September 2021 lalu. Bank ini akan melepas sahamnya ke publik maksimal 30%.

Dirut Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan menjelaskan, pihaknya menargetkan melepas saham sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham dengan  target dana sekitar Rp 1 triliun. Dana IPO tersebut akan dipergunakan untuk peningkatan permodalan, infrastruktur dan IT Bank Sumut.

Selanjutnya: Berharap ekonomi pulih, Sri Mulyani malah pangkas target penerimaan PPh tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×