kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perekonomian Nasional Mulai Pulih, Kini Saatnya Berinvestasi


Kamis, 20 Januari 2022 / 12:52 WIB
Perekonomian Nasional Mulai Pulih, Kini Saatnya Berinvestasi
Kemudahan berinvestasi dan beragam stimulus dari pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 5,2%, turut menggairahkan industri sektor keuangan dan pasar modal


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Jakarta, 18 Januari 2022.  Kondisi perekonomian Indonesia diyakini akan pulih secara bertahap pada tahun ini. Bahkan, pemerintah optimistis, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% bakal tercapai. Salah satunya didukung oleh proyeksi realisasi investasi penanaman modal yang ditargetkan sebesar Rp 1.200 triliun, lebih tinggi ketimbang target tahun lalu sebesar Rp 900 triliun. Untuk mewujudkan semua target tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa tahun ini pemerintah telah membuat beberapa strategi yang dikhususkan untuk mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional. Salah satunya adalah dengan memberikan beragam insentif dan kemudahan berinvestasi di Indonesia, baik untuk penanaman modal domestik maupun penanaman modal asing.

Lantas, dalam penanganan pandemi Covid-19, pemerintah telah melakukan vaksinasi dengan tingkat capaian 77,28% untuk dosis ke-1 dan sekitar 54,51% untuk dosis ke-2, serta pemberian vaksin dosis ke-3 secara gratis, untuk mengantisipasi kenaikan kasus karena varian Omicron. Semua itu, bertujuan meningkatkan kepercayaan investor luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

“Kami akan mendorong BUMN dan anak usahanya untuk berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional, serta melakukan percepatan transformasi tata kelola yang lebih baik termasuk mendorong meningkatnya realisasi penerapan ESG (environment, social, governance) di seluruh BUMN,” ucap Erick dalam sambutannya saat membuka market outlook 2022 yang digelar oleh PT Mandiri Manajemen Investasi dan Citi Indonesia, (Selasa, 18/1).

Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Aliyahdin Saugi optimistis, sejumlah indikator global dan domestik akan mendukung perekonomian nasional tahun ini. Dari sisi ekonomi global, Aliyahdin melihat kenaikan harga komoditas, terutama di sektor energi dan mineral akan kembali turun secara bertahap, setelah adanya intervensi dari sejumlah negara. Semua itu diharapkan dapat menjaga tingkat inflasi global di level moderat.

Dari dalam negeri, ada sejumlah katalis positif diantaranya adalah, tingginya tingkat capaian vaksinasi membuat pemerintah melonggarkan pembatasan pergerakan masyarakat. Dampaknya, tingkat konsumsi masyarakat mulai membaik. Hal itu terlihat pada indeks belanja konsumen mencapai 32,4% pada 2021, yang didukung oleh peningkatan transaksi belanja rumah tangga 27,4% dan peningkatan transaksi ritel serta rekreasi sebesar 8,4%. Dari sisi industri dan pelaku usaha, tahun ini diperkirakan tingkat utilisasi dan kapasitas bisnis akan kembali ke level sebelum pandemi terjadi.

“Dengan keberlanjutan berbagai proyek infrastruktur, terutama pembangunan ibukota baru yang didukung oleh disiplin penggunaan anggaran pemerintah, diharapkan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia semakin kuat seperti halnya negara lain,” ucap Aliyahdin.

Lantas, untuk industri pasar modal, Aliyahdin meyakini Indonesia masih sangat atraktif bagi investor asing. Saat ini, investasi di saham jauh lebih menarik ketimbang surat utang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini diproyeksi mencapai 7200 – 7600. Hal itu ditopang oleh tingkat belanja modal sejumlah emiten yang meningkat, serta bursa saham Indonesia telah menjadi alternatif tujuan investasi investor global dalam mengembangkan assetnya selain Pasar Modal Cina.

Untuk investasi Fixed Income, Aliyahdin melihat, surat utang yang diterbitkan negara masih bisa menjadi alternatif dalam mengembangkan asset. Sebab, tahun ini penerbitan obligasi negara diprediksi akan lebih rendah dari tahun lalu. “Yield obligasi di Indonesia memang tidak tertinggi diantara obligasi negara berkembang lainnya. Namun, masih mampu memberikan imbal hasil yang sangat baik,” papar Aliyahdin.

Sementara itu, Citi Indonesia melihat bahwa penggunaan berbagai kanal digital untuk melakukan investasi selama pandemi menunjukkan kenaikan yang signifikan. Hal ini terlihat dari kenaikan sebesar 172% YoY per Desember 2021 untuk penggunaan kanal digital dalam transaksi investasi. Citi Indonesia memperkirakan bahwa tren kenaikan tersebut akan terus berlanjut pasca pandemi.

“Kami melihat bahwa para nasabah kami masih sangat antusias dalam betransaksi secara digital, dan kami yakin bahwa antusiasme ini akan terus bertahan seiring dengan inovasi berbagai layanan digital kami. Hal ini juga didukung dengan diversifikasi produk investasi, termasuk produk-produk berbasis ESG, yang kami sediakan untuk menopang pertumbuhan AUM investasi, yang tahun lalu naik sebesar 6.9% dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Batara Sianturi.

Dengan masuknya dana asing secara signifikan ke instrumen investasi domestik, peningkatan jumlah investor lokal, keberlanjutan pembangunan infrastruktur yang diimbangi dengan disiplin pengelolaan anggaran pemerintah, serta peningkatan pemakaian platform digital untuk kegiatan investasi membuat Aliyahdin maupun Batara Sianturi optimistis sektor pasar modal dan keuangan di Indonesia pada tahun ini akan jauh lebih baik ketimbang tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×