Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit semakin konsisten melanjutkan perlambatan. Bank Indonesia (BI) menyoroti kredit yang melambat ini dikarenakan perbankan lebih suka menempatkan dananya di surat berharga.
Kredit perbankan pada separuh pertama di 2025 ini cuma tumbuh 7,77% YoY. Pertumbuhan kredit tersebut melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada Mei 2025 yang mencapai 8,43% YoY.
Pertumbuhan kredit itu berada di bawah target BI yang ada di kisaran 8% hingga 11%. Padahal, target tersebut juga sudah diturunkan dari target awal tahun yang optimistis kredit bank bisa tumbuh di kisaran 11% sampai 13%.
Berdasarkan analisa BI, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan saat ini sejatinya likuiditas perbankan cukup memadai. Ia menyoroti Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mulai tumbuh lebih tinggi.
Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Bank Makin Melambat, Cuma Tumbuh 7,77% Per Juni 2025
Seperti diketahui, DPK perbankan pada Juni 2025 mencatatkan pertumbuhan hingga 6,96% YoY. Padahal, pada bulan sebelumnya, DPK perbankan hanya tercatat tumbuh sekitar 3,9% YoY.
“Tadi kami sampaikan bukan masalah likuiditas Karena alat likuid per DPK sangat tinggi di 27%,” ujarnya.
Lebih lanjut, Perry bilang bank kini terlau berhati-hati dalam mendorong kredit yang menyebabkan preferensi penempatan pada surat berharga. Ditambah, lending standard yang untuk menentukan kelayakan pemberian pinjaman kepada peminjam menjadi lebih ketat.
“Imbaun kami, yuk bersama-sama turunkan suku bunga. Yuk kita sama-sama mendorong kredit,” ujarnya.
Sependapat, Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti bilang bahwa likuiditas di pasar keuangan juga terbilang memiliki kelebihan likuiditas. Ini tercermin dari beberapa kali lelang SBN maupun SRBI yang permintaannya lebih dari empat kali.
Di sisi lain, Ia menekankan transmisi suku bunga juga sudah terjadi di SRBI maupun SBN. Ambil contoh, SRBI dalam satu bulan ini yieldnya sudah turun sekitar 40 basis poin, sekarang untuk tenor 12 bulan itu sudah mencapai level dibawah 6% yaitu di level 5,85%. Sementara SBN juga sudah turun 20 hingga 30 basis poin.
“Tantangannya adalah di bank bagaimana preferensi bank ini tentunya bisa aling tidak mereka mempunyai risk appetite lagi,” tandasnya.
Baca Juga: Kondisi Ekonomi Lesu, Kredit Menganggur Perbankan Kian Membengkak
Selanjutnya: Kementerian Komdigi Tegaskan Kuota Hangus Sah dan Transparan, Begini Penjelasannya
Menarik Dibaca: Tayang September, Official Teaser Trailer Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Dirilis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News