Reporter: Nadya Zahira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan asuransi jiwa kini lebih minat terhadap bisnis produk asuransi tradisional dibandingkan dengan produk asuransi yang dikaitkan pada Investasi (PAYDI) atau unit linked.
Hal tersebut tercermin dari pendapatan premi dari produk tradisional yang mencapai sebesar Rp 78,46 triliun per kuartal III-2024. Nilai itu meningkat 15,9%, dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 67,67 triliun.
Sedangkan, pendapatan premi industri asuransi jiwa dari produk unitlinked per kuartal III-2024 terkontraksi 16,4% secara year on year (YoY) atau mencapai sebesar Rp 53,81 triliun.
Menanggapi hal ini, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) melihat saat ini terjadi perubahan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat yang dinamis seiring perkembangan waktu, apalagi dengan munculnya isu berbagai penyakit baru yang muncul, sehingga ini berpengaruh pada kebutuhan masyarakat akan perlindungan asuransi murni atau tradisional.
“Selain itu masyarakat juga ingin memiliki lebih banyak kebebasan dalam memilih jenis produk perlindungan sesuai dengan kebutuhan,” kata Vice President Director Prudential Indonesia, Vikas Sinha kepada Kontan, Kamis (13/2).
Baca Juga: Prudential Indonesia Beri Proyeksi Asuransi Kumpulan Tumbuh di 2025, Ini Strateginya
Menurut dia, dengan lebih banyak perusahaan asuransi jiwa mengeluarkan produk asuransi tradisional, ini sangat baik untuk nasabah, sehingga nasabah dapat memilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan tujuan mereka. Selain itu menjadikan persaingan sehat di industri untuk memicu inovasi produk.
Kendati begitu, Vicas bilang, Prudential Indonesia tetap terus menyesuaikan produk asuransinya dengan kebutuhan, rencana keuangan serta profil risiko nasabah.
Adapun hingga kuartal III-2024, pendapatan premi Prudential Indonesia dari produk tradisional mencapai sebesar Rp 2,4 triliun. Angka ini mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu 28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lebih jauh lagi, Vicas mengatakan bahwa di tahun 2025, Prudential Indonesia sudah menyiapkan ragam inovasi produk perlindungan kesehatan maupun jiwa. Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menjadi mitra dan pelindung terpercaya bagi generasi saat ini dan generasi mendatang, dengan menyediakan solusi keuangan dan kesehatan yang sederhana dan mudah diakses.
Baca Juga: Prudential Optimistis Berbagai POJK Baru Berdampak Positif Bagi Industri Asuransi
“Untuk mewujudkan hal itu, kami senantiasa mendengarkan masukan dari nasabah untuk menghadirkan berbagai inovasi produk dan layanan yang berpusat pada kebutuhan nasabah (customer-centric), termasuk menghadirkan inovasi produk yang mudah dipahami, dan terjangkau secara budget,” ungkapnya.
Sementara itu, Vicas bilang, untuk menjaga pertumbuhan bisnis tetap positif di 2025, Prudential Indonesia melakukan sejumlah strategi dari berbagai sisi, sehingga tidak hanya dari sisi produk tradisional saja.
“Kami terus menghadirkan inovasi produk dan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat,” kata dia.
Strategi selanjutnya, Prudential Indonesia juga melakukan kegiatan campaign yang ditujukan untuk nasabah existing maupun untuk mendapatkan peluang mencari nasabah baru yang dilakukan baik di media konvensional maupun media sosial, guna menginformasikan produk atau layanan baru.
“Selain itu, kami juga melakukan New Agent Recruitment Campaign karena kami sadar bahwa tenaga pemasar memiliki peran yang sangat penting untuk memperluas pasar,” imbuhnya.
Tren Peningkatan Minat pada Bisnis Asuransi Tradiosional Berdampak Positif bagi BCA Life
Selaras dengan hal ini, perusahaan Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) melihat tren peningkatan minat bisnis terhadap asuransi tradisonal sebagai momentum positif untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat pada pentingnya perlindungan jiwa murni.
Presiden Direktur BCA Life, Christine Setyabudhi menilai, meski persaingan produk asuransi tradisional di industri semakin dinamis, BCA Life percaya bahwa diferensiasi produk dan layanan yang mereka tawarkan tetap menjadi nilai tambah bagi nasabah.
Dari sisi pricing, Christine mengatakan bahwa pihaknya selalu memastikan produk BCA Life tetap kompetitif, dengan premi yang terjangkau namun tetap memberikan manfaat perlindungan yang optimal.
“Kami menerapkan pendekatan berbasis data aktuaria dan analisis risiko agar premi tetap seimbang antara keterjangkauan bagi nasabah dan keberlanjutan bisnis perusahaan,” kata dia saat dihubungi Kontan, Rabu (12/2).
Christine menyebutkan, per Januari 2025, pendapat premi produk asuransi tradisional menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6,1% secara year-on-year (YoY) atau mencapai Rp 404,3 miliar.
Ia menerangkan bahwa peningkatan ini didukung oleh faktor-faktor utama, seperti strategi distribusi yang lebih luas, peningkatan literasi asuransi, inovasi digital dan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Untuk itu, ia melihat prospek bisnis asuransi tradisional di 2025 akan terus positif, terutama dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk membedakan antara proteksi dan investasi. Di mana, produk tradisional juga memberikan kenyamanan lebih karena adanya kepastian manfaat yang akan didapat oleh nasabah.
"Sebagai perusahaan yang berfokus pada asuransi tradisional, BCA Life terus memperkuat strategi distribusi dan meningkatkan layanan kepada nasabah," tandasnya.
Baca Juga: BCA Life: Asuransi Tradisional Terus Tumbuh pada 2025, Premi Capai Rp 404,3 Miliar
Selanjutnya: Marketing Sales Emiten Properti Tumbuh Positif di 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya
Menarik Dibaca: K Fitness Targetkan 10 Cabang Baru di Luar Jakarta pada Tahun Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News