Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan mengandalkan paltform digital untuk tetap dapat mengucurkan kredit selama pandemi. Empat bank himpunan bank milik negara (Himbara) misalnya akhir pekan lalu meluncurkan platform DigiKU.
DigiKU merupakan platform yang diluncurkan untuk membidik pelaku UMKM untuk dapat tambahan modal hingga Rp 20 juta dengan tenor hingga 12 bulan. Proses permohonan secara digital bisa dilakukan hanya dalam 15 menit saja.
Baca Juga: Makin membaik, MTF salurkan pembiayaan Rp 527 miliar selama bulan Juni
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan yang turut hadir dalam acara peluncuran bilang, pemerintah telah menyiapkan dana Rp 4,2 triliun untuk disalurkan kepada sejuta pelaku UMKM.
Tak cuma secara kolektif, masing-masing bank Himbara juga turut mengandalkan platfrom digital secara mandiri maupun menggelar kerja sama dengan ekosistem digital. Ceria, platform digital milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya juga terus dioptimalkan, terutama selama pandemi.
Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani bilang selama pandemi, kinerja platform digital di segmen konsumer ini tumbuh signifikan. “Selama pandemi ada kenaikan 23%, setiap hari rata-rata pengajuan meningkat 8%, sehingga selama 2020 kami sudah menyalurkan pinjaman melalui Ceria senilai Rp 55 miliar,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (20/7).
Kemudahan akses yang ditawarkan oleh platform digital, termasuk Ceria diakui Handayani memang jadi solusi buat nasabah saat pandemi yang membuat mobilitas masyarakat terbatas. Via Ceria, proses pengajuan pinjaman bisa dilakukan hanya dalam 20 menit saja.
Baca Juga: Bank swasta tak mau ngotot mendorong kredit di tahun ini, kenapa?
Sementara strategi berbeda dilakukan oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang menggandeng pasar daring maupun teknologi finansial (Tekfin) antar nasabah. Misalnya, Bukalapak, Tokopedia dan Shopee, Amartha, Crowde, Investree, Akseleran dan Koinworks.
Mirip DigiKU, sasaran utama bank berlogo pita emas ini merupakan pelaku UMKM butuh modal tambahan untuk mempertahankan bisnisnya selama pandemi. Hingga akhir Juni 2020, bank berlogo pita emas ini telah tercatat menyalurkan kredit Rp 192,8 miliar kepada 6.639 debitur via skema ini.
Sementara itu, tak cuma bank pelat merah yang melirik paltform digital buat mengakselerasi pertumbuhan digitalnya. ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melalui platform Bank Digital BCA, maupun PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang sebelumnya bernama PT Bank Arto Indonesia Tbk. Dua bank tersebut masih dalam proses untuk meluncurkan platform pinjaman digitalnya pada kuartal IV-2020.
Baca Juga: Ini yang perlu disiapkan bank untuk ajukan penempatan dana LPS
Meski demikian, sejumlah strategi telah disiapkan, Bank DIgital BCA dan Bank Jago akan sama-sama membidik segmen ritel dan UMKM. Di segmen ritel alasannya karena penetrasi pengguna teknologi di Indonesia kini makin melejit, kemudahan akses bagi masyarakat ini bakal menciptakan pasar yang sangat potensial. Adapun UMKM ditargetkan arena potensinya yang belum tergarap optimal.
“Secara ticket size, targetnya cukup variatif. Yang pasti kita tidak akan masuk ke segmen yang besar-besar, mungkin kisaran puluhan juta hingga beberapa miliar rupiah,” kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News