Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asuransi kian menjadi kebutuhan sejak dini, termasuk sejak bayi. Menurut Ricky Susanto Joeng, perencana keuangan finansialku.com perlu pertimbangan yang matang sebelum memutuskan membeli asuransi bagi bali.
"Karena harganya tidak murah. Padahal saat punya bayi kebutuhan meningkat. Mulai dari biaya susu,asuransi pendidikan, dan lainnya,” ujar Ricky.
Nah, Ricky bilang ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, apakah kehamilan dan kelahiran sang buah hati berlangsung normal?.
Menurut Ricky, jika dokter sudah bilang harus jaga-jaga karena ada kelaianan pada si balita, membeli asuransi itu perlu dipertimbangkan. Terutama, jika tempat Anda bekerja tak memberikan pertanggungjawaban kesehatan untuk balita Anda.
Namun, perlu dipertimbangkan pula apakah analisa dokter itu akan benar-benar terjadi. Maka dari itu ketika membeli asuransi tiap tahun harus dievaluasi apakah si balita ini dalam kondisi sehat-sehat saja.
Jika sudah sehat lebih baik berhenti berasuransi kesehatan. Kedua, apakah keluarga Anda memiliki riwayat penyakit turunan?
Memiliki riwayat penyakit keturunan di dalam keluarga biasanya dapat mengakibatkan sang buah hati lebih rentan untuk terkena penyakit, atau terkena penyakit keturunan di dalam masa perkembangannya.
Misalnya saja, orang tua balita mengalami asma. Biasanya penyakit ini akan menurun ke si anak. Hal tersebut bisa jadi bahan pertimbangan untuk membelikan si balita asuransi.
“Asuransi kesehatan tidak harus Anda ambil pada saat usianya masih balita atau batita, tetapi Anda dapat membelinya kapan pun Anda merasa butuh,” kata Ricky.
Ketiga, Apakah Anda masih dapat mengelola sendiri biaya pengobatannya?
Asuransi kesehatan memang cukup penting karena memberikan kenyamanan dan kemudahan pada saat sakit. Tetapi untuk membeli asuransi kesehatan, dibutuhkan pengeluaran premi asuransi yang tidak sedikit.
"Sebenarnya biaya pengobatan sakit penyakit yang biasa saja dapat Anda kelola sendiri jika kita tidak sering masuk ke rumah sakit,” kata Ricky.
Misalnya saja, tiap bulan harus mengeluarkan uang untuk asuransi sebesar Rp 1 juta untuk asuransi bayi Anda. Setahun Anda harus mengeluarkan Rp 12 juta dan lima tahun berarti Rp 60 juta.
Nyatanya, bayi Anda tidak sering masuk ke rumah sakit sehingga uang Rp 60 juta tadi bisa Anda sisihkan sendiri untuk jadi dana darurat. Jika balita Anda sakit bisa digunakan, jika tidak tetap bisa untuk mencukupi kebutuhan lain alias tidak hangus.
"Sekali lagi, konsep dasarnya buat saya asuransi kesehatan butuh pertimbangan. Kalau tidak diambil, bisa dikelola sendiri,” katar Ricky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News