Reporter: Mona Tobing |
JAKARTA. Bank Syariah Mandiri (BSM) berencana meningkatkan penetrasi pembiayaan mikro dengan besaran plafon Rp 1 juta. Anak usaha Bank Mandiri ini akan menggandeng koperasi dan bank perkreditan rakyat (BPR).
Manajemen BSM memilih skema channeling dengan institusi keuangan ini, karena BPR memiliki infrastruktur memadai dalam menjangkau nasabah. Keuntungan lain, kerjasama ini menambah database nasabah.
Mitigasi risiko juga berjalan baik karena sumber daya manusia di koperasi dan BPR lebih mengenal karakter para debitur. "Lewat linkage, rasio kredit bermasalah atau nonperforming financing (NPF) di mikro hanya 0,23%," kata Hanawijaya, Direktur BSM.
Pembiayaan mikro bakal tetap menjadi tumpuan BSM. Dari total pembiayaan per Juni 2011 senilai Rp 30 triliun, sebanyak 21 triliun atau sebesar 70% mengalir ke UMKM. Sisanya ke korporasi.
Dari target pembiayaan Rp 32 triliun sampai akhir 2011, sebanyak Rp 1 triliun akan digenjot dari UMKM. "Kami terus memperbesar porsi pembiayaan UMKM, karena menjalankan prinsip syariah atau maqasidhu al-syarii'ah, yakni untuk kemaslahatan umat," kata Yuslam Fauzi, Direktur Utama BSM.
Bank Muamalat Indonesia juga terus meningkatkan porsi pembiayaan mikro. Hingga akhir Juli, bank syariah tertua di Indonesia ini telah membukukan pembiayaan mikro sebesar Rp 2,4 triliun. Angka ini setara dengan 85,7% dari target akhir tahun sebesar Rp 2,8 triliun. Jika dibandingkan total pembiayaan, segmen ini menyumbang 12,3%.
Selain menggencarkan linkage, "Kami juga meningkatkan jaringan teknologi dan memperbaiki infrastruktur di setiap kantor cabang kami," terang Hendiarto, Direktur Keuangan Bank Muamalat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News