Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat suku bunga deposito diramal sejumlah bankir sudah berada di puncaknya. Sebab, pada periode bulan Mei-Juni 2019 bank memang sudah memupuk dana mahal guna menopang rencana ekspansi di paruh kedua 2019.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya yang menyebut di semester II 2019 suku bunga deposito bakal menunjukkan tren penurunan. Sebabnya, Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menurunkan bunga acuan sebanyak 25 basis poin Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan ini. Sebagai respons dari proyeksi penurunan suku bunga The Fed di tahun ini.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengaku di bulan Mei-Juni 2019 pihaknya sempat menaikkan tingkat special rate deposito. Dampaknya pun sudah terasa, per Juni 2019 margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank Mandiri pun menyusut 14 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 5,58%.
Baca Juga: Bank besar siap turunkan special rate deposito bila BI turunkan suku bunga
Bagaimana tidak, beban bunga Bank Mandiri meningkat tajam di kuartal-II 2019 sebesar 27,6% yoy menjadi Rp 3,38 triliun. Sementara pendapatan bunga hanya tumbuh hampir separuhnya 14,85%. Namun, Panji menuturkan sejak bulan Juli 2019 secara perlahan bunga deposito special rate sudah diturunkan.
Selain sudah memupuk dana mahal di kuartal II, menurut Panji berkat adanya relaksasi Giro Wajib Minimum (GWM), pihaknya mendapat tambahan ekses likuiditas sebesar Rp 4 triliun.
Baca Juga: NIM turun 14 basis point, ini penjelasan Bank Mandiri
"Kami menunggu, begitu 7 days reverse repo rate (BI 7DRR) turun pasti akan kami adjust," katanya di Jakarta, Rabu (17/7).
Panji juga tidak menutup kemungkinan, Bank Mandiri juga akan menurunkan bunga kredit. Hanya saja, bank berlogo pita emas ini belum bisa menentukan kapan waktu yang pas agar untuk bunga kredit turun.
Baca Juga: Ini penyebab kredit Bank Mandiri (BMRI) tumbuh 12,1% di semester I 2019
Sementara itu, Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Lani Darmawan, bilang sampai saat ini pertumbuhan deposito di perseroan masih terpantau stabil di kisaran 7% atau sesuai dengan target. Senada dengan Panji, pihaknya meyakini tingkat bunga deposito berpotensi menurun dalam waktu dekat.
Namun, Lani menilai saat ini persaingan bunga deposito di pasar masih cukup sengit. Pasalnya, likuiditas di pasar masih ketat. "Tapi rasionalnya, dengan kemungkinan turun bunga acuan. Seharusnya bunga deposito sudah mulai bisa turun," ungkap Lani kepada Kontan.co.id, Rabu (17/7).
Baca Juga: Bunga deposito 1 bulan BTN tertinggi, ini update bunga deposito bank per 16 Juli 2019
Menurut catatan perseroan, sejak tahun lalu CIMB Niaga belum menaikkan bunga deposito serta diramal tidak akan naik sampia akhir tahun.
Sekadar informasi saja, berdasarkan pusat informasi pasar uang (PIPU) BI per 16 Juli 2019, tingkat bunga deposito tenor 1 tahun tertinggi dipegang oleh Bank ICBC Indonesia sebesar 7,5%, serta Bank OCBC NISP sebesar 7,1%.
Sementara CIMB Niaga juga mematok bunga deposito 1 tahun sebesar 6,6%, lebih tinggi dari rata-rata industri bank yang sebesar 6,1%.
Baca Juga: Bank-bank besar AS mencatatkan laba lampaui ekspektasi analis
Adapun, pada kuartal III 2019 Survei Perbankan BI memperkirakan rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh bank atas dana nasabah atau cost of fund (CoF) diperkirakan turun 10 bps dari kuartal sebelumnya menjadi 6,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News