Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank mencatatkan rasio net performing loan (NPL) yang memburuk pada Kuartal I-2024. Bahkan di antaranya ada yang masuk kategori tidak sehat karena rasio NPL berada di atas 5%.
Ambil contoh PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bank) yang masih belum lepas dari persoalan kredit bermasalahnya yang tinggi. Menutup akhir tahun 2023, rasio NPL gross KB Bank naik ke posisi 9,56%, dari periode tahun sebelumnya 6,56%.
Meski begitu, Wakil Direktur Utama KB Bank, Robby Mondong mengatakan, pihaknya tetap berupaya untuk mendorong perbaikan dengan menurunkan rasio kredit berisiko atau loan at risk (LAR) tahun ini.
"KB Bank menargetkan untuk dapat terus memperbaiki kualitas aset dan menjaga rasio LAR di kisaran 20% pada akhir tahun 2024," ujar Robby belum lama ini.
Baca Juga: Restrukturisasi Kredit Covid-19 Akan Berakhir, Bank Antisipasi Kredit Macet (NPL)
Asal tahun saja, posisi LAR hingga akhir Desember 2023 tercatat sebesar 40%. Meski belum merilis laporan keuangan untuk Kuartal I-2024, namun Robby menyebut per Maret posisi LAR KB Bank telah menurun hingga di bawah 35%.
Ke depan KB Bank optimistis bisa terus menurunkan rasio LAR sesuai target tahun ini. Penurunan rasio LAR tersebut didorong oleh berbagai upaya yang dilakukan KB Bank, di antaranya melalui inisiatif hapus buku secara selektif dan hati-hati, serta sejumlah upaya recovery aset berkualitas rendah.
Senada, PT BPD Banten Tbk (Bank Banten) juga masih mencatatkan rasio NPL gross yang tinggi, sebesar 9,58% per Maret 2024. Angka tersebut sedikit membaik dari sebelumnya 9,62% per Maret 2023.
Selain rasio, NPL kedua bank umum tersebut yang sangat tinggi dibandingkan industri, baik KB Bank maupun Bank Banten juga mencatatkan penurunan kredit secara tahunan, dengan masing-masing penurunan sebesar 2,30% dan 9,20%.
Baca Juga: Rasio Kredit Macet Bank Muamalat Terus Turun, Namun Pencadangan Mini
Sementara itu, sejumlah bank digital juga tidak lepas dari pemburukan rasio NPL gross pada Kuartal I-2024, di antaranya adalah PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank), PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya), PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) dan PT Superbank Indonesia (Superbank).
Bank Amar menjadi bank digital yang paling tinggi rasio NPL Gross dibandingkan bank lainnya pada Kuartal I-2024, yakni mencapai 10,26%, memburuk dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,48%.
SVP Finance Bank Amar, David Wirawan, mengatakan, tingginya rasio NPL Gross tersebut dikarenakan penyaluran kredit Bank Amar ke segmen UMKM memiliki porsi yang besar, yang sekitar 51% dari total kredit Bank Amar pada Kuartal I-2024.