kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Sejumlah multifinance pasang strategi guna jaga kesehatan kredit


Kamis, 17 Januari 2019 / 20:09 WIB
Sejumlah multifinance pasang strategi guna jaga kesehatan kredit


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pemain multifinance telah menyiapkan strategi untuk menjaga kualitas pembiayaan di tahun 2019. Hal ini dilakukan untuk menekan kredit masalah (NPF).

Misalnya PT Federal International Finance (FIF) Group gencar menyeleksi secara tepat nasabah penerima kredit. Direktur Keuangan FIF Group Hugeng Gozali mengaku, perusahaan kerap memberikan uang muka (DP) lebih tinggi kepada nasabah baru yang lebih berisiko.

Meski aturan uang muka 0% sudah meluncur, namun dia bilang perusahaannya tetap memperhatikan sisi risiko calon debitur. "Kalau risikonya besar, maka DP-nya juga kami naikan. Itu merupakan sesuatu bagian yang penting, maka kami memulainya dengan menyeleksi nasabah,” kata Hugeng Kamis (17/1).

Dengan strategi tersebut, perusahaan menjaga rasio NPF di posisi 0,7% per Desember 2018. FIF Group juga disokong pendanaan yang kuat yang dapat guna sehingga bisa memuluskan dan meningkatkan bisnis pembiayaan perusahaan.

Peraturan multifinance yang baru mengatur bahwa perusahaan pembiayaan berbentuk badan hukum wajib memiliki ekuitas paling sedikit Rp 100 miliar. Ketentuan tersebut harus dipenuhi paling lambat 31 Desember 2019. Sebagaimana Peraturan OJK Nomor 35/POJK.05/2018 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.

“Ketentuan dari OJK itu sudah benar. Karena penting sekali, bagi perusahaan pembiayaan untuk mengantisipasi perubahan kondisi keuangan yang sangat cepat dan bisa tiba-tiba memburuk,” ungkapnya.

Direktur Keuangan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Armendra mengatakan, perusahaan mengatisipasi kenaikan biaya dana (cost of fund) dengan memperbaiki komposisi portofolio dan kualitas pembiayaan.

“Misalnya pembiayaan refinancing atau multiguna yang mempunyai margin lebih tinggi. Maka kami dorong supaya volumenya juga meningkat,” ungkapnya.

Menurutnya, pembiayaan refinancing secara kualitas terkontrol karena diberikan kepada nasabah tetap yang mempunyai jejak rekam kredit baik. Alhasil, beban biaya terkendali dan menjadi turun. Hal ini terlihat, dari keberhasilan perusahaan menjaga NPF di kisaran 0,7%-0,8% per Desember 2018.

MTF sendiri mengandalkan pendanaan dari perbankan, yaitu sekitar 70% total pendanaan dan sisanya dari penerbitan obligasi. Diketahui, sampai Oktober 2018, MTF telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 23,2 triliun, atau naik 32,8% secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×