kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,98   13,67   1.50%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selangkah menuju interkoneksi ATM lintas bank


Selasa, 07 Mei 2013 / 10:32 WIB
Selangkah menuju interkoneksi ATM lintas bank
ILUSTRASI. Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga saat pelaksanaan vaksinasi secara massal oleh Badan Intelijen Negara Daerah Bali di Denpasar, Bali, Senin (22/11/2021).


Reporter: Dyah Megasari |

JAKARTA. Kabar baik bagi Anda yang rajin bertransaksi menggunakan ATM. Anda akan lebih leluasa bertransaksi antarbank karena PT Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama), PT Rintis Sejahtera (Prima) dan PT Daya Network (ALTO) sepakat melakukan interkoneksi layanan transfer pada Juli 2013.

Nasabah akan terkena beban Rp 5.000 per transaksi beda bank. "Mendatang, kami juga ingin bank perkreditan rakyat (BPR) bisa bertransaksi," kata Darmin Nasution, Gubernur Bank Indonesia (BI) Senin (6/5).

Sejatinya, ini bukan hal yang mengejutkan. Berulang kali BI mengancam, akan memaksa bank dan penyelenggara ATM menyatukan jaringan mereka. Malah tadinya, BI akan memaksa penyatuan ATM di 2012 (Harian KONTAN, 11 Desember 2010).

Kebebasan bertransaksi tak hanya menguntungkan nasabah tapi bank, karena bisa menurunkan biaya overhead, lantaran tidak perlu membuka banyak cabang. Bank juga bisa meraup lebih banyak pendapatan dari komisi transaksi antarbank.

BI mencatat, selama 13 tahun, hanya enam bank yang berkelanjutan berinvestasi terminal ATM. Di antaranya,  Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank BNI. Keempat bank papan atas tersebut menguasai pasar hingga 67% dari total ATM.

Direktur Utama  Artajasa, Arya Damar, menyampaikan, pihaknya sedang melakukan penyelesaian teknis dan operasional sejak Maret lalu bersama bank peserta. Sekadar informasi, dari situs resminya, Artajasa memiliki lebih dari 22.000 jaringan ATM, 30 juta pemegang kartu, serta lebih dari 70 bank anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.

Meski akan mengenakan biaya transaksi antarbank, ada bank yang membebaskan biaya transaksi. Direktur Utama Daya Network Lestari (Alto), Tri Joko, bilang perusahaan prinsipal biasanya meraup dana Rp 700 - Rp 1.000 dari biaya transaksi Rp 5.000.

Sejatinya, interkoneksi jaringan ATM ini akan menutup perusahaan prinsipal menambah jaringan. Soalnya, perbankan kini bisa saling memanfaatkan jaringan ATM yang ada. "Strateginya dengan meningkatkan volume transaksi," ucapnya.

Presiden Direktur Citibank Indonesia, Tigor Siahaan, menuturkan, tiga prinsipal ATM mencakup seluruh perbankan nasional, sehingga memudahkan nasabah  bertransfer dana ke ATM apa pun.

Terkoneksinya jaringan ATM membuat Citibank belum berencana menambah  ATM. "Saat ini kami bekerja sama dengan ATM Bersama jadi tidak perlu dengan prinsipal lain," jelasnya.

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja, mengatakan terciptanya interkoneksi antar prinsipal bakal berimbas positif menaikkan pendapatan berdasarkan komisi. Namun, BCA belum menghitung besaran.

"Kalau fee based income Bank Mandiri naik, kami pasti mengikuti," ujar dia. Yang pasti, sepanjang kuartal satu kemarin, pendapatan komisi BCA naik 14,2% menjadi Rp 1,6 triliun. Kenaikan itu ditopang  tumbuhnya 15,4% komisi dari pos transaksi.               n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×