Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sempat jadi sorotan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Pasalnya, BTN tercatat memiliki serapan paling kecil untuk dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang ditempatkan pemerintah ke bank-bank milik Danantara.
Berdasarkan realisasi per 30 September 2025, BTN baru menyalurkan kredit senilai Rp 4,8 triliun dari dana yang ditempatkan senilai Rp 25 triliun. Artinya, serapan dana tersebut baru sekitar 19%, di mana bank-bank pelat merah lainnya sudah mampu lebih dari 50%.
Seperti diketahui, penyerapan tertinggi untuk dana SAL ini dicatatkan oleh Bank Mandiri dengan mencapai 74% atau senilai Rp 40,6 triliun.
Baca Juga: Jumlah Transaksi Bale by BTN Capai 5,7 Juta Hingga September 2025
Selanjutnya, ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang sudah menggunakan dana Rp 33,9 triliun atau setara 62% dari dana yang ditempatkan.
Menanggapi hal tersebut, Corporate Secretary BTN Ramon Armando menjelaskan bahwa BTN memiliki perbedaan dengan kredit yang umumnya disalurkan bank-bank himbara lainnya. Alasannya, BTN memiliki mayoritas portofolio yang bersifat khusus yaitu kredit perumahan, terutama KPR.
Nah, ia bilang KPR memiliki proses yang lebih kompleks dibandingkan kredit pada umumnya, yaitu mulai dari tahap verifikasi hingga persetujuan kredit. Selain itu, dengan mayoritas portofolio kreditnya ditujukan untuk ritel atau nasabah individual, maka plafonnya kecil.
“Berbeda dibandingkan bank-bank lain yang mengandalkan kredit korporasi, yang plafonnya jauh lebih besar, yaitu ratusan miliar hingga triliunan rupiah untuk per satu debitur,” ujar Ramon kepada KONTAN, Senin (13/10/2025).
Ia pun tetap optimistis BTN akan mampu menyerap secara optimal hingga Desember 2025 seperti yang telah diproyeksikan sebelumnya. Optimisme BTN didasari atas adanya pipeline kredit yang telah tersedia di BTN.
Baca Juga: Bidik Dana Murah, BTN Dorong Integrasi Layanan Digital
“Kami siap untuk mendapatkan pencairan sesuai yang telah dijadwalkan,” tandasnya.
Sebelumnya, Purbaya memprediksi BTN tidak akan mampu menghabiskan penempatan dana tersebut hingga akhir tahun. Menurutnya, dana yang mungkin bisa digunakan oleh BTN hanya sekitar Rp 10 triliun.
Oleh karenanya, jika hal tersebut terjadi, Purbaya berencana akan mengambil dana sisanya yang senilai Rp 15 triliun untuk dipindahkan ke bank lain. “Kecuali besok dia hadap saya dan bilang kalau sanggup,” ujar Purbaya.
Meski demikian, ia menilai adanya dana likuiditas yang ditempatkan oleh pemerintah ke BTN mampu membantu bank ini. Di mana, Purbaya menegaskan BTN tidak bisa meminta bunga yang tinggi dari nasabah karena likuiditas sudah tersedia.
Selanjutnya: Redmi Note 15 Meluncur dengan Baterai Raksasa 7000 mAh, Awet Dipakai Berhari-hari
Menarik Dibaca: Redmi Note 15 Meluncur dengan Baterai Raksasa 7000 mAh, Awet Dipakai Berhari-hari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News