Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akhirnya menaikkan kembali suku bunga acuannya ke level 6%. Hal ini dinilai akan berdampak pada kenaikan suku bunga deposito perbankan.
Berdasarkan data BI, suku bunga deposito bank umum untuk jangka waktu 1 bulan, per Agustus 2023 berada di level 4,27%, naik 2 basis poin (bps) dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau Juli 2023 yang berada di level 4,25%. Sedangkan suku bunga deposito untuk rentang waktu 24 bulan berada di level 5,44% dari bulan sebelumnya yang berada di level 5,40%.
SVP Retail Deposito Products and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati mengatakan, jika kenaikan suku bunga acuan BI ke level 6% tentunya menjadi pertimbangan bagi bank untuk melakukan penyesuaian suku bunga deposito.
Evi menambahkan, selain mempertimbangkan tren kenaikan bunga acuan BI dan USD, Bank Mandiri juga senantiasa mengamati tren perkembangan suku bunga di pasar dan kondisi likuiditas perbankan dalam penentuan suku bunga yang akan ditawarkan.
Baca Juga: BI Perpanjang Insentif DP 0% Untuk KPR, Begini Respons Perbankan
"Tentu saat ini masih dalam kajian untuk rate deposito, apakah bakal dinaikkan atau tetap stay," ujar Evi kepada kontan.co.id, Senin (23/10).
Evi menyebut, saat ini bunga deposito Bank Mandiri baik rupiah dan valas masih stabil, dengan imbal hasil Deposito bervariasi sesuai jangka waktu hingga 2,5% per tahun untuk IDR dan untuk Deposito Valas USD hingga 1,75% per tahun.
Terkait strategi likuiditas, Evi menegaskan saat ini lebih difokuskan pada menawarkan banyak kelebihan dari produk dan layanan current account saving account (CASA) Bank Mandiri, dengan fokus mendorong rekening CASA agar aktif digunakan nasabah sebagai transactional account melalui channel multi transaksi seperti Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri, serta agresif dalam mendukung penyaluran kredit kepada nasabah yang memerlukan pembiayaan.
"Kami terus berusaha menjaga likuiditas berdasarkan rasio-rasio intermediasi makroprudensial dan juga perkembangan kondisi pasar, sehingga Bank Mandiri dapat senantiasa agile dan mengikuti kondisi terkini yang terjadi di masa yang akan datang," ucap Evi.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi juga bilang, kenaikan suku bunga acuan ini otomatis akan meningkatkan suku bunga simpanan yang berlaku di pasar. Kendati ia tidak membeberkan lebih detail berapa potensi kenaikan suku bunga simpanan bank setelah adanya kenaikan suku bunga acuan.
"Mengenai naiknya suku bunga acuan, akan lebih dahulu berdampak pada permintaan suku bunga dari para deposan. Sehingga suku bunga simpanan akan lebih cepat mengalami penyesuaian," kata Yuddy.
Jika melihat dari laman resminya, suku bunga deposito yang ditawarkan oleh Bank BJB ke nasabah yaitu sebesar 2,50% untuk rentang tenor 1 bulan, 2,60% untuk tenor 3 bulan, 2,70% untuk rentang tenor 6 bulan, 2,75% untuk tenor 12 bulan, dan 2,90% untuk tenor 24 bulan.
Baca Juga: Industri Paylater Bisa Terdampak Akibat Suku Bunga Acuan
Sementara Direktur Distribution and Funding BTN Jasmin menyampaikan, kenaikan BI rate sebenarnya tidak secara otomatis bank akan menaikkan suku bunga deposito, karena masing-masing bank disebut Jasmin kondisi likuiditasnya beda-beda.
"Buat Bank BTN sebenarnya bunga deposito saat ini sudah cukup tinggi sehingga kalaupun ada penyesuaian suku bunga mungkin hanya untuk special rate nasabah-nasabah dana besar," katanya.
Jasmin biang, BTN juga akan berusaha untuk mengelola likuiditas baik valas maupun rupiah, dengan cost of fund yang rendah untuk membiayai ekspansi kredit sampai dengan akhir tahun.
Jika mengutip dari laman resminya, suku bunga counter rate deposito BTN saat ini bervariasi antara 1% hingga 3,05%.
Adapun Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, dengan adanya kenaikan suku bunga acuan, bank juga pasti menyiapkan sejumlah langkah penghitungan rata-rata untuk menyesuaikan suku bunga simpanan.
Walau demikian, Jahja menegaskan suku bunga bisa tidak berubah apabila batas nilai simpanan yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) paling tinggi senilai Rp 2 miliar.
“Sebelum ada perubahan-perubahan batas simpanan dari LPS, kami menganggap suku bunga deposito masih cukup menarik," ucapnya.
Secara keseluruhan, saat ini suku bunga deposito IDR BCA bervariasi yakni, di level 2% untuk jangka waktu 12 bulan, dan yang tertinggi yakni di level 4% untuk jangka waktu 3 bulan.
Sedangkan untuk deposito Valas, sejak awal 2023, BCA telah menyesuaikan bunga deposito valas selama lima kali secara bertahap. Per 15 September, suku bunga deposito Valas bervariasi di kisaran 1,50%-2,25%, sesuai tenor yang diambil.
Adapun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menerapkan suku bunga deposito rupiah yang bervariasi yaitu sebesar 2,25% untuk rentang tenor 1 bulan, 2,50% untuk tenor 3 bulan, dan 2,75% untuk tenor 6 bulan.
Adapun untuk rentang tenor 12 dan 24 bulan adalah sebesar 3%. Sementara untuk Deposito valas saat ini bervariasi antara 0,75% hingga 1,75%.
Sementara PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menawarkan tingkat suku bunga deposito rupiah yang bervariasi, dengan bunga deposito terendah berada di level 2,25% dengan jangka waktu 1 bulan. Sementara suku bunga deposito rupiah tertinggi berada di level 3,75% untuk rentang waktu 3 bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News