kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak ingin tertinggal, BPD perkuat sistem pembayaran hadapi era digital


Jumat, 13 Maret 2020 / 19:06 WIB
Tak ingin tertinggal, BPD perkuat sistem pembayaran hadapi era digital


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) akan gencar melakukan pengembangan sistem pembayaran guna memudahkan nasabah bertransaksi di era digital. Sejumlah rencana telah disiapkan bank daerah agar tidak kalah dari bank-bank besar lainnya.

BPD Sumsel Babel (Bank BSB) misalnya tengah mempersiapkan pengembangan sistem pembayaran berbasis digital yang difokuskan pada kartu dan cardless tahun ini. Antonius Prabowo, Direktur Pemasaran Bank BSB mengatakan, pihaknya akan menerbitkan kartu kredit dan merilis layanan tarik tunai tanpa kartu tahun ini.

Baca Juga: Kabar terbaru, dua balita positif terinfeksi virus corona

Selain itu, bank ini juga akan mengaktifkan kembali fitur mini ATM pada mesin EDC dan perluasan penggunaan e-money. " Untuk mobile banking akan adan beberapa pengembangan fitur seperti top up saldo GoPay, OVO, dan LinkAja, pembayaran Tokopedia, pembayaran pemasangan dan iuran gas kota, elektronisasi pinjaman konsumtif untuk ASN dan lain-lain," jelas Antonius pada Kontan.co.id, Jumat (13/3).

Selain layanan mobile banking, Bank BSB sudah memiliki produk uang elektronik chip sendiri yang dinamakan BSB Cash. Namun, bank ini berencana untuk melakukan penjajakan kerjasama dengan Bank DKI untuk melakukan co-branding uang elektronik. Maklum, bank DKI saat ini tercatat sebagai BPD yang memiliki sistem yang bagus untuk uang elektronik.

BSB juga telah memiliki fitur pembayaran QR di mobile banking yang dibangun bekerjasama dengan perusahaan vendor. Namun, perseroan masih dalam proses untuk mengupgrade fitur tersebut sesuai dengan standard QRIS dan itu masih menunggu perizinan dari Bank Indonesia (BI).

Tahun ini, BSB menganggarkan belanja modal (capex) IT dan digital sebesar Rp 263 miliar. Sebagian besar dana itu akan digunakan untuk pembelian serta pemeliharaan hardware dan software.

Tak ketinggalan, BPD Jawa Tengah (Bank Jateng) juga akan melakukan transformasi sistem pembayaran. Perseroan berencana untuk meluncurkan uang elektronik kartu dan mobile banking tahun ini. Transformasi itu akan dilakukan lewat sinergi antar BPD dengan Bank DKI.

Baca Juga: Makmur Berkah Amanda (AMAN) siapkan capex hingga Rp 112,93 miliar

Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Hanawijaya mengungkapkan, pengembangan sistem payment Bank Jateng akan dilakukan bersinergi dengan Bank DKI untuk mempercepat time to market atau penerimaan pada konsumen, di samping tentunya investasi awal yang dibutuhkan lebih ringan.

Untuk pengembangan uang elektronik kartu, Bank Jateng akan melakukan kerjasama co-branding dengan JakCard milik Bank DKI. Nanti tampilan di luarnya akan Bank Jateng, tetapi sistem di dalamnya menggunakan Bank DKI.

Kerjasama co-branding dipilih Bank Jateng karena pengembangan sistem pembayaran membutuhkan waktu lama untuk bisa digunakan secara maksimal oleh nasabah. Hana mencontohkan, Bank DKI membutuhkan waktu lebih dari empat tahun dalam mengembangkan sistem pembayarannya sampai bisa dikenal umum di masyarakat sekarang ini.

Dengan kolaborasi itu, nantinya nasabah Bank Jateng akan bisa menggunakan kartu elektronik Bank Jateng bertransaksi ketika menggunakan transportasi atau berkunjung ke tempat wisata di Jakarta. Sebaliknya, nasabah Bank DKI juga akan bisa menggunakan kartu JakCard saat berkunjung ke Jawa Tengah.

Baca Juga: Ekonom Bank Permata prediksi neraca dagang Indonesia surplus di Februari 2020

Bank Jateng sebetulnya merencanakan peluncuran uang elektronik kartu itu pada Maret atau paling lambat saat ulang tahun bank ini di bulan April. Namun, Hana bilang, saat ini rencana tersebut masih terganjal izin dari Bank Indonesia (BI). "Kami masih menunggu izin. Tapi semestinya BI harus kasih izinlah, karena ini adalah salah satu kolaborasi bank daerah. Kalau tidak nggak mungkin bank daerah ini bisa bersaing dengan bank besar. Kolabarasi ini diharapkan bisa menolong kami yang kecil," tutur Hana.

Sementara untuk pengembangan mobile banking yang direncanakan dirilis pada April mendatang, Bank Jateng akan menggunakan sistem yang dibangun sendiri. Bank ini hanya akan bekerjasama dengan Bank DKI untuk pengembangan fitur QR code saja.

Sementara Bank Sumut berencana akan meluncurkan beberapa produk dan layanan untuk mendukung era digital dan kemudahan transaksi nasabah tahun ini di antaranya kartu debit, pembayaran QRIS, dan layanan laku pandai. Sedangkan layanan e-channel yang dimiliki bank ini sekarang baru Sumut Mobile, sms banking, dan ATM.

Baca Juga: Fundamental rupiah tergerus kepanikan penyebaran wabah corona

Syahdan Siregar, Sekretaris Perusahaan Bank Sumut mengatakan, pihaknya sedang menjajaki kerjasama dengan Linkaja dan Telkom sebagai merchant agregator untuk pembayaran dengan QR code.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×