kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Tanpa Merger, KNEKS Sebut Spin Off Perbankan Syariah Sulit Bendung Dominasi BSI


Senin, 28 April 2025 / 20:36 WIB
Tanpa Merger, KNEKS Sebut Spin Off Perbankan Syariah Sulit Bendung Dominasi BSI
ILUSTRASI. Kebutuhan Uang Tunai: Teller menghitung uang di Kantor Cabang PT. Bank Syariah Indonesia (BSI) di Jakarta, Kamis (13/3/2025). BSI Mengalokasikan kebutuhan uang tunai selama periode 1 Maret - 7 April 2025 sebanyak Rp 42,88 triliun meningkat sekitar 14% seiring dengan Ramadha dan Libur Idul Fitri. KONTAN/BAihaki/13/3/2025


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dominasi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) di industri perbankan syariah sulit tertandingi. Meski ada aksi spin off, Bank Umum Syariah (BUS) yang terbentuk sulit tumbuh sebesar BSI.

Terbaru, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) memilih untuk bikin bank baru yang nantinya menjadi Bank Umum Syariah (BUS) CIMB Niaga Syariah.

Sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) memilih untuk mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVS) sebagai cangkang dari BTN Syariah nantinya.

Baca Juga: Aksi Spin Off Dua Bank Syariah Belum Mampu Menyaingi BSI

Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat menilai perlu ada aksi merger maupun akuisisi agar cita-cita itu terwujud.

Ini juga sejalan dengan himbauan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berpandangan pentingnya konsolidasi di perbankan syariah.

Emir bilang akan sulit hal tersebut terjadi. Sebab, itu tak bisa disamakan dengan BSI yang dulunya merupakan bank-bank syariah milik pemerintah.

“Kalau seperti CIMB Niaga itu kan punya swasta, kan akan sulit jika misalnya mereka gabung dengan unit usaha syariah bank swasta lain yang dimiliki banyak negara,” ujar Emir kepada KONTAN, Senin (28/4).

Lebih lanjut, Emir melihat saat ini, baik itu BTN maupun CIMB Niaga, akan lebih dulu fokus untuk melakukan spin off. Pasalnya, dua bank ini sudah wajib untuk spin off karena asetnya telah melebihi Rp 50 triliun.

Baca Juga: Jelang Spin-Off Laba Bersih BTN Syariah Melesat 21,2% pada Kuartal I-2025

Sebagai informasi, total aset CIMB Niaga Syariah senilai Rp 67,5 triliun di Desember 2024. Sementara, BTN Syariah di Maret 2025 memiliki aset hanya sekitar Rp 61,2 triliun.

Spin off-nya kan kewajibannya, kalau ntar tidak melakukan, dia kena risiko kepatuhan kan, dia patuhin dulu regulasi, setelah itu cari partner untuk merger, gitu. Supaya tujuan konsolidasi tercapai,” ujar Emir.

Selanjutnya: Danantara Bakal Kelola Aset dan Dividen 844 Perusahaan Pelat Merah

Menarik Dibaca: CLEO Genjot Daur Ulang Sampah Plastik Melalui Program Cleo Ecobin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×