kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Total laba bank BUKU IV anjlok 26,4%, tapi laba BCA dan Panin masih bisa naik


Kamis, 22 Oktober 2020 / 15:33 WIB
Total laba bank BUKU IV anjlok 26,4%, tapi laba BCA dan Panin masih bisa naik
ILUSTRASI. Suasana pelayanan nasabah di Kantor Cabang Utama (KCU) Bank Mandiri Bintaro Tangerang Selatan, Selasa (23/6)./Pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/23/06/2020.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja bank besar yang tergabung dalam kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV tergerus dalam selama delapan bulan pertama tahun ini. Total laba bersih (bank only) tujuh bank yang tercatat dalam kelompok ini hanya membukukan laba bersih Rp Rp 53,3 triliun, anjlok sebesar 26,4 % dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY). 

Namun, tidak semua bank di kelompok ini mengalami penurunan laba secara tajam. Ada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang masih tampil ciamik dengan mencatat pertumbuhan sebesar 2,8% YoY menjadi Rp 18,52 triliun di tengah pukulan Covid-19. Bank Panin juga masih tumbuh 3%. 

Sedangkan BNI tercatat mengalami penurunan laba bersih Rp 49,7% YoY ke Rp 4,36 triliun, BRI merosot 40,17% ke Rp 13,41 triliun, Bank Mandiri tergerus 28,7% menjadi Rp 12 triliun, Bank Danamon anjlok 50,6% jadi Rp 1,16 triliun dan CIMB Niaga terkoreksi 17,2% jadi Rp 1,82 triliun. 

Baca Juga: Kuartal III-2020, 12 bank pelaksana FLPP berkinerja di bawah 70%

Menurut Suria Dhama Kepala Riset Samuel Sekuritas, kinerja bank besar kuartal III tidak akan jauh berbeda dari di delapan bulan pertama tersebut. Sementara sampai akhir tahun, penurunan laba bank kelompok ini diperkirakan penurunannya akan melandai. "Total laba BUKU IV tetap akan turun, tetapi trennya akan membaik dari posisi kuartal III,"katanya pada  Kontan.co.id, Rabu (21/10).

Melandainya penurunan laba itu, kata Suria, dibantu oleh tren penurunan biaya dana (cost of fund) dan adanya perbaikan performa perusahaan-perusahaan setelah pembatasan aktivitas ekonomi mulai diperlonggar. 

Bagi Suria, kinerja BCA cukup menarik karena berhasil mencatat kenaikan laba di tengah tekanan pandemi setelah mampu menekan biaya dana. Menurut Suria, itu kemungkinan karena likuiditas bank cukup berlebih saat ini.

Dengan melihat kinerja BCA delapan bulan pertama, Suria melihat ada peluang bank ini masih bisa mencatat pertumbuhan laba tahun ini. Padahal sebelumnya, ia memprediksi akan ada penurunan laba bank swasta terbesar di tanah air ini sebesar 15% YoY.

Baca Juga: Kookmin dorong transformasi bisnis bukopin

Sementara Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun memperkirakan, laba BNI dari Juli-September hanya akan mencapai Rp 1,1 triliun atau turun 75,3% YoY. "Penurunan ini sebagian besar didorong oleh biaya provisi yang tinggi dan pendapatan bunga bersih yang terus melambat," tulisnya dalam riset 20 Oktober 2020. 

Sementara outstanding kredit BNI diperkirakan di periode itu tumbuh 1,5% dibandingkan kuartal sebelumnya karena terdorong program pemerintah. Namun, kredit segmen korporasi menurut Lee Young Jun akan stabil.

Mirae Asset Sekuritas  menurunkan proyeksi laba BNI sepanjang tahun ini dari Rp 8,3 triliun menjadi Rp 6,1 triliun. Sedangkan RoE bank diperkirakan hanya 4,9%, turun dari prediksi sebelumnya 6,8%.

Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, penurunan laba bersih tahun ini sudah pasti akan terjadi karena pandemi. " Sesuai arahan POJK 11, kita sudah lakukan restrukturisasi. Sehingga pengakuan bunga tidak dicatatkan tahun ini, yang dicatat hanya yang betul-betul cash basic," katanya saat konferensi pers hasil RUPSLB Bank Mandiri secara virtual, Rabu (20/10).

Agar penurunan laba tidak terlalu dalam,  Bank Mandiri akan mendorong fee based income  (FBI) dan melakukan efisiensi. Darmawan bilang, FBI akan didorong dari transaksi-transaksi nasabah dari core bisnis perseroan di segmen wholesale melalui platform digital. Transaksi lewat platform digital itu juga akan berimbas pada efisiensi operasional. 

Ke depan, Bank Mandiri juga akan banyak melakukan terobosan dengan menggandeng fintech sehingga tercipta efisiensi. Layanan yang selama ini dilakukan lewat cabang bisa dilakukan. lewat terobosan yang akan dilakukan tersebut.

Baca Juga: Punya nakhoda baru, ini fokus bisnis Bank Mandiri selanjutnya

Sementara Bank BRI akan menjaga kinerja dengan tetap tumbuh secara selektif di segmen UMKM khususnya Mikro dan sektor tidak terdampak Covid-19 seperti pertanian, perdagangan sembako dan kesehatan di tengah pandemi ini. Dengan begitu, kata Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI,  pendapatan bunga masih meningkat diiringi kualitas kredit yang terjaga.

Selain itu, BRI akan melakukan efisiensi biaya dana dengan fokus menghimpun dana murah dan meningkatkan FBI dengan kenaikan transaksi nasabah melalui e-banking dan agen Brilink (branchless banking).

Haru menambahkan, secara umum kinerja keuangan BRI di tahun 2020 ini mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19. Namun, ia memproyeksi kinerja keuangan BRI akan membaik dari posisi Agustus seiring mulai berjalannya aktivitas ekonomi masyarakat.

Selanjutnya: Ini 5 bank yang memasang bunga deposito paling tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×