Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beban bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) semakin berat. Belakangan kredit macet terungkap yang menjerat bank-bank pelat merah ini. Belum usai persoalan utang Krakatau Steel, tiba-tiba muncul anak usaha Duniatex Group dengan kasus gagal bayar yang bikin geger pasar.
Sementara di sisi lain, bank BUMN juga harus terdepan dalam memberikan fasilitas pinjaman kepada saudara-saudaranya perusahaan sesama milik pemerintah. Utang perusahaan BUMN terutama sektor konstruksi dan infrastruktur di bank-bank negara ini juga menumpuk.
Baca Juga: Restrukturisasi pembiayaan Duniatex di Eximbank akan tergantung cashflow
Lalu seberapa besarkah beban bank BUMN untuk menopang saudara-saudaranya dan berapa total kredit yang disalurkan ke perusahaan-perusahaan BUMN saat ini?
Tiga bank pelat merah yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk , dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki outstanding kredit sebesar Rp 400,47 triliun ke afiliasinya per Juni 2019.
Jika mengacu pada laporan keuangannya, PT Bank Mandiri Tbk tercatat paling besar gelontorkan kredit secara afiliasi. Per Juni 2019, total kredit bank bersandi BMRI tersebut kepada pihak berelasi yakni pemerintah serta BUMN dan anak-anaknya mencapai Rp 178,95 triliun.
Baca Juga: Sejumlah bank berpotensi terpapar gagal bayar Duniatex Group
Outstanding kredit Bank Mandiri ke BUMN itu naik 11,3% dari Rp 160,72 triliun pada Desember 2018. Namun, tidak dirinci ke BUMN apa pinjaman terbesar digelontorkan. Jumlah tersebut setara 21,4% dari total kredit perseroan yakni sebesar Rp 835,1 triliun.
Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memiliki outstanding pinjaman sebesar Rp 106,52 triliun kepada afiliasinya atau 19,3% dari total portofolio kredit perseroan sebesar Rp 549,23 triliun per Juni 2019. Angka itu sedikit turun dari akhir 2018 yang tercatat Rp 107,4 triliun.
Jumlah kredit terbesar disalurkan BNI ke PLN sebesar Rp 17,18 Triliun atau dari Rp 14,4 triliun akhir tahu lalu. Lalu disusul ke Perum Bulog sebesar Rp 11,61 triliun, Waskita Karya Rp 9,81 triliun, Telkom Rp 7,28 triliun, Jasa Marga Rp 7,07 triliun, Semen Gresik Rp 5,29 Triliun, Krakatau Steel Rp 4,7 triliun, Pegadaian Rp 4,63 triliun, Petrokimia Gresik Rp 3,9 Triliun, Kementerian Keuangan Rp 3,69 triliun, PTPN III sbesar Rp 3,04 triliun, PTPN VII Rp 2,12 triliun.
Baca Juga: Rating Duniatex Turun Lagi, Kreditur Waspada
Kualitas kredit BNI per Juni tercatat mengalami perbaikan di mana rasio kredit bermasalah (NPL) turun menjadi 1,8% dari 1,9% semester I 2018. kredit bermasalah paling tinggi ada di segmen medium yang meningkat dari 2,5% jadi 3,7%. Sedangkan NPL segmen korporasi turun dari 1,6% jadi 1,1%.
Adapun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memiliki outstanding kredit kepada BUMN sebesar Rp 115 triliun per Juni. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI memperkirakan pinjaman tersebut sekitar 3% dari total kredit perseroan. Bank ini masih belum menyampaikan laporan keuangan kuartal II 2019 hingga saat ini.
Namun, menurut Haru beban yang ditanggung BRI terhadap perusahaan BUMN masih stabil. "Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) nya masih stabil di kisaran 1%," katanya pada Kontan.co.id, Selasa (30/7).
Haru menambahkan, secara umum, pihaknya tidak memiliki isu terkait Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK) di mana batas maksimal pemberian kredit ke perusahaan BUMN adalah 30%. Menurutnya, ruang bagi BRI salurkan kredit ke afiliasinya masih besar dengan jumlah modal inti perseroan mencapai Rp 190 triliun.
Baca Juga: Bank yang menjadi kreditur Duniatex mulai siapkan upaya restrukturisasi
Dia mengungkapkan, potensi penyaluran kredit BRI kepada perusahaan-perusahaan BUMN di paruh kedua ini masih cukup besar khususnya di sector energi dan infrastruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News