Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi mesin elektronik data captured (EDC) sejumlah bank masih tercatat tumbuh hingga kuartal III 2019. Pembayaran berbasis QR code turut mendorong pertumbuhan tersebut walaupun kontribusinya belum cukup signifikan.
PT Bank Mandiri Tbk misalnya, telah mencatatkan transaksi pada mesin EDC sebanyak 130 juta atau tumbuh sekitar 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Nilai transaksi yang dihasilkan mencapai Rp 80 triliun.
Baca Juga: Diisukan jadi Wakil Menteri BUMN, ini kata dirut Bank Mandiri
Transaksi mesin EDC Bank Mandiri masih didominasi lewat pembayaran kartu debit dibandingkan pembayaran lainnya seperti kartu kredit dan QR Code.
Sejak Januari-September 2019, Bank Mandiri telah melakukan penambahan mesin EDC sebanyak 11.000 sehingga total mesin yang ada saat ini sudah mencapai 230.000. Sampai akhir tahun, perseroan menargetkan sekitar 250.000 mesin EDC.
VP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri mengatakan, dari jumlah mesin EDC yang tersedia, lebih dari 30% sudah bisa digunakan untuk transaksi QR Code. Meski begitu transaksi untuk pembayaran menggunakan code respon cepat ini belum besar. “Masih belum banyak karena baru berkembang,” katanya pada Kontan.co.id, Rabu (23/10).
Thomas bilang, pihaknya akan terus mengembangkan penerimaan transaksi untuk pembayaran menggunakan kode QR pada mesin EDC. Persiapan yang dilakukan adalah fokus pada penerimaan transaksi LinkAja.
Baca Juga: Laba Bank Danamon turun 15% di kuartal III 2019 menjadi Rp 2,59 triliun
Sehubungan QR LinkAja telah mengikuti standar QRIS, pada saat QRIS ini diluncurkan maka mesin EDC Bank Mandiri juga bisa langsung menerima transaksi QRIS. “Pembayaran transaksi QR menggunakan aplikasi LinkAja ini telah diterima mulai Maret 2019, diharapkan peningkatan transaksi di tahun 2020 akan lebih besar lagi.” Kata Thomas.
Thomas mengatakan, bisnis acquiring (khususnya mesin EDC) telah menghasilkan revenue yang cukup baik hingga September 2019. Hanya saja, dia tidak merinci secara detail.
Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) mencatat transaksi mesin EDC per September 2019 tumbuh 23% yoy. Transaksi itu dilakukan dengan menggunakan kartu debit, kredit dan juga QR Code.
Namun, implementasi QR Code juga belum signifikan. Pasalnya, dari 180.000 mesin EDC BNI yang tercatat hingga September 2019, baru sebanyak 47.000 sudah comply dengan standardisasi QR Code (QRIS).
“Saat ini QRIS baru diimplementasikan terbatas di merchant BNI, tentunya saat telah rollout di seluruh merchant BNI pada awal tahun 2020 akan mendongkrak transaksi di EDC, terlebih ke depannya akan didukung dengan program dan markom yg dijalankan oleh acquiring dan issuing QRIS,” kata Fajra Kusuma Nugrah, VP e-channel BNI.
Dari transaksi mesin EDC, BNI telah mencatatkan perolehan fee based income tumbuh 18% yoy per September 2019.
Baca Juga: Tembus Rp 558,7 triliun, penyaluran kredit BNI naik 14,7% hingga kuartal III
PT Bank CIMB Niaga Tbk juga mencatatkan pertumbuhan transaksi mesin EDC. Lani Darmawwan, Direktur Konsumer perseroan mengatakan, nilai dan jumlah transaksinya meningkat 21% secara yoy. Mayoritas transaksi yang dilakukan lewat mesin EDC adalah untuk transaksi ritel.
“Saat ini porsi transaksi QR lewat mesin EDC masih kecil namun pertumbuhannya cukup tinggi,” ujar Lani.
Jumlah mesin EDC Bank CIMB saat ini tercatat sebanyak 120.000, meningkat 120% secara yoy. Peningkatan tersebut sebagian besar sebagai investasi melayani pembayaran QR Code.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News