Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah pemerintah dalam mendorong upaya hilirisasi dapat menjadi stimulus penyaluran kredit perbankan di tahun ini. Di mana, penyaluran kredit terhadap industri pengolahan bisa jadi mengalami kenaikan yang signifikan.
Seperti diketahui, kredit terhadap industri pengolahan menjadi salah satu kontributor terbesar terhadap kredit perbankan nasional sekitar 15,87%. Itu berarti, kredit di sektor tersebut ada di kisaran Rp 1.105 triliun dari total kredit nasional mencapai Rp 6.966 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae melihat kredit perbankan pada sektor industri pengolahan diproyeksikan meningkat cukup drastis, dengan target pertumbuhan antara 9% hingga 11%.
Baca Juga: Potensi Besar Pertumbuhan Personal Loan
Per November 2023, penyaluran kredit di industri pengolahan hanya tumbuh sekitar 4,84%, jauh lebih rendah dari pertumbuhan total kredit sekitar 9,71%. Oleh karenanya, Dian melihat jika segmen itu benar-benar bisa tumbuh pesat tahun ini maka akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan total kredit perbankan nasional.
Dian bilang beberapa subsektor industri pengolahan yang diperkirakan sebagai sumber pertumbuhan tahun 2024 adalah industri otomotif, industri turunan produk dan minya kelapa sawit.
“Serta prakiraan semakin maraknya hilirisasi produk tambang,” ujar Dian, belum lama ini.
Sependapat, Direktur Corporate Banking PT Bank Mandiri Tbk Susana Indah Kris melihat industri pengolahan dalam satu hingga dua tahun mendatang memiliki prospek pertumbuhan yang baik.
Kondisi tersebut sejalan dengan tren pertumbuhan ekonomi domestik serta ekspor future oriented metals seperti nickle matte, MHP, aluminium dan ferronickel yang terus meningkat.
Baca Juga: BJB Sebut Bisnis Payroll Berkontribusi Besar Terhadap Pertumbuhan Kredit
Susana bilang kredit kepada industri pengolahan saat mencapai 15% dari total kredit bank, dengan pertumbuhan sebesar 6,94% YoY dan trend NPL yang terus menurun. Per November 2023, total kredit yang diberikan Bank Mandiri mencapai Rp 1.046 triliun.
Secara spesifik, Susana menyebutkan industri pengolahan makanan dan minuman menjadi industri pengolahan terbanyak, diikuti dengan industri pengolahan logam dan industri pengolahan pulp & paper.
“Sejalan dengan pertumbuhan kredit Bank, pertumbuhan industri pengolahan diproyeksikan tumbuh sebesar 7%-8% di tahun ini,” ujar Susana.
Sementara itu, Direktur Wholesale & International Banking PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Silvano Rumantir juga berpendapat kredit industri pengolahan bisa meningkat sejalan dengan potensi peningkatan permintaan produk dalam negeri yang semakin tinggi mulai dari produk komoditas maupun produk olahan.
“Selain dari dalam negeri, permintaan produk Indonesia juga datang dari luar negeri yang mampu mendukung penguatan devisa,” ujar Silvano.
Baca Juga: Likuiditas Memadai, Undisbursed Loan di BCA Diprediksi Stabil pada Tahun 2024
Oleh karenanya, ia bilang BNI juga terus menganalisa permintaan ini dan bekerja sama dengan para korporasi blue chip sehingga meningkatkan produksi sekaligus kapasitas produksi untuk menjawab potensi di masa depan.
Hingga September 2023, BNI mencatat penyaluran kredit pembiayaan industri manufaktur BNI telah mencapai Rp 133,8 triliun, dengan porsi terhadap total kredit mencapai 20,1%.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Hera F. Haryn pun mengungkapkan bahwa meskipun terus mendukung pengembangan industri manufaktur, perlu dilakukan penyaluran kredit secara prudent.
Namun, ia tetap berharap penyaluran kredit ke industri manufaktur dapat bertumbuh positif selaras dengan prospek perekonomian Indonesia yang positif di tengah tantangan dan dinamika perekonomian global. “Tetap mengkaji peluang serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian,” ujarnya.
Baca Juga: Likuiditas Memadai, Undisbursed Loan di BCA Diprediksi Stabil pada Tahun 2024
Per September 2023, tren penyaluran kredit BCA ke sektor manufaktur masih tercatat tumbuh secara positif. Kredit ke sektor manufaktur sebesar Rp176 triliun per September 2023, atau tumbuh sebesar 10,8% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News