Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi industri reasuransi sebesar Rp 14,53 triliun per kuartal III-2025, atau tumbuh sebesar 11% secara Year on Year (YoY).
Melihat pertumbuhan itu, PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) menilai kinerja industri mulai kembali pulih setelah terkontraksi pada semester I-2025. Corporate Secretary Group Head Tugure Eko Susanto mengatakan hal itu memberikan optimisme yang kuat bagi perusahaan untuk meningkatkan ekuitas secara organik.
"Memberikan dasar yang kuat bagi kami untuk optimistis terhadap pertumbuhan ekuitas secara organik," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (26/11).
Meskipun tantangan industri masih ada, dia percaya bahwa peluang untuk meningkatkan ekuitas secara organik tetap sangat terbuka. Oleh karena itu, Tugure tetap menerapkan balancing portofolio underwriting agar proporsi risiko yang dikelola tetap sehat dan memberikan kontribusi positif terhadap ekuitas.
Baca Juga: Gozco Capital Tambah Kepemilikan Saham di Bank Neo Commerce Menjadi 7,76%
"Dengan pendekatan balancing itu, perusahaan dapat menjaga kinerja underwriting tetap solid di tengah dinamika pasar. Kami tetap optimis bahwa pertumbuhan ekuitas secara organik dapat dicapai, terutama ketika portofolio berada dalam komposisi yang lebih seimbang dan resilien," kata Eko.
Eko menerangkan ekuitas perusahaan saat ini sudah memenuhi ketentuan untuk permodalan minimum pada 2026 dan memenuhi Kelompok Perusahaan Perasuransian berdasarkan Ekuitas (KPPE) 1 pada 2028. Berdasarkan laporan keuangan, Tugure mencatatkan ekuitas sebesar Rp 1,74 triliun per Oktober 2025.
Asal tahu saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan perusahaan reasuransi konvensional memenuhi ekuitas minimum Rp 500 miliar pada akhir 2026. Untuk tahap kedua pada akhir 2028, diwajibkan juga reasuransi punya ekuitas minimum sebesar Rp 1 triliun untuk KPPE 1, sedangkan reasuransi konvensional yang tergolong dalam KPPE 2 harus mempunyai ekuitas minimum sebesar Rp 2 triliun.
Meski sudah memenuhi ekuitas minimum pada 2026 dan KPPE 1 untuk 2028, Eko menyampaikan perusahaan akan terus berkomitmen untuk meningkatkan ekuitas secara organik dan masuk menjadi bagian perusahaan reasuransi yang memiliki ekuitas KPPE 2. Eko meyakini Tugure bisa mencapai target tersebut, lewat sejumlah upaya yang diterapkan.
"Kami makin yakin bahwa kenaikan premi bukan hanya dari volume, melainkan juga adanya perbaikan kualitas risiko, disiplin penutupan, dan penerapan prinsip underwriting yang lebih selektif," ucapnya.
Eko menyebut upaya itu juga memperkuat peluang perusahaan untuk meningkatkan ekuitas lewat kinerja operasional yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Baca Juga: Jumlah Dana Pensiun yang Dibubarkan 2025 Lebih Sedikit Dibanding 2024, Ini Kata OJK
Selanjutnya: Jumlah Pengusaha Bayar Pajak Terus Meningkat, Dirjen Pajak Beberkan Pemicunya
Menarik Dibaca: 4 Tanda Harus Ganti Bra, Perhatikan Cup hingga Kawat Bra
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












