kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   24.000   1,27%
  • USD/IDR 16.297   11,00   0,07%
  • IDX 7.880   -64,14   -0,81%
  • KOMPAS100 1.108   -12,74   -1,14%
  • LQ45 826   -0,66   -0,08%
  • ISSI 265   -2,69   -1,01%
  • IDX30 427   -1,02   -0,24%
  • IDXHIDIV20 493   0,41   0,08%
  • IDX80 124   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 131   0,16   0,13%
  • IDXQ30 138   -0,02   -0,01%

Uang elektronik bidik transaksi pembayaran digital di e-commerce dan ride hailing


Senin, 14 Desember 2020 / 09:30 WIB
Uang elektronik bidik transaksi pembayaran digital di e-commerce dan ride hailing


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

Sebelumnya, Bank sentral merilis data pangsa pasar sistem pembayaran 2019. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng mengakui adanya pergeseran penggunaan sistem pembayaran dari perbankan ke fintech.

Berdasarkan data Bank Indonesia yang OVO memimpin pangsa pasar uang elektronik pada tahun lalu sebesar 20%. Lalu diikuti oleh Bank Mandiri dan GoPay masing-masing 19%. Di posisi keempat dan kelima ada DANA dan BCA dengan pangsa pada masing-masing 10%. Sedangkan BRI mengempit pangsa pasar 6,3% dan LinkAja sebesar 5,8%. Pemain lain yakni Shopee punya 3,7%, BNI 1,3% dan Doku sebanyak 1,2%.

Baca Juga: Transaksi layanan API Bank BRI telah mencapai Rp 40 triliun

Kendati fintech lebih menguasai pangsa pasar uang elektronik, namun pangsa pasar sistem pembiayaan secara total masih dikuasai oleh perbankan. Lantaran otoritas memasukkan pangsa pasar kartu kredit dan debit yang hanya digarap oleh perbankan.

“Pada akhir 2015, sistem pembayaran masih didominasi oleh perbankan. Namun pada akhir 2019, peranan non bank sudah mulai muncul. Jadi perkembangannya luar biasa. Di sisi lain, perbankan di Indonesia tertinggal dalam melakukan digitalisasi,” papar Sugeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×