kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,13   9,73   1.08%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Uang Logam Masih Dipergunakan sebagai Alat Pembayaran Sah, Apa Alasan BI?


Jumat, 19 Agustus 2022 / 05:27 WIB
Uang Logam Masih Dipergunakan sebagai Alat Pembayaran Sah, Apa Alasan BI?
ILUSTRASI. Saat ini, penggunaan uang logam atau uang koin sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia semakin menurun. KONTAN/Muradi


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, penggunaan uang logam atau uang koin sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia semakin menurun. Akan tetapi, Bank Indonesia (BI) masih mempertahankannya. 

Lantas, apa alasan BI masih mempertahankan penggunaan uang logam?

BI mengatakan, masih ada masyarakat di beberapa wilayah yang membutuhkan uang logam sebagai alat pembayaran sehari-hari. 

"Kebetulan seperti di Yogyakarta itu uang-uang jaga siskamling itu atau jimpitan itu masih memerlukan uang-uang logam Rp 1.000. Nah itulah kalau dikasih uang Rp 1.000 kertas kan nanti terbang atau bagaimana," jelas Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim saat Taklimat Media virtual, Kamis (18/8/2022). 

Menurut Marlison, sudah menjadi tugas BI untuk selalu menyediakan kebutuhan uang kartal dalam jumlah yang cukup, dalam kondisi yang layak edar, dan sesuai dengan pecahan yang dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk uang koin. 

Selama masih ada masyarakat yang membutuhkan uang logam untuk alat pembayaran sehari-hari, BI akan berupaya menyediakannya sesuai kebutuhan. 

"Nah 3 inilah yang kami penuhi sehingga uang-uang (logam) Rp 1.000 tadi itu masih bisa untuk kita pertahankan walaupun jumlahnya itu berbeda (dengan uang kertas)," jelasnya. 

Jumlah uang logam makin turun 

Dia melanjutkan, BI tidak mencetak uang logam dalam jumlah yang banyak seperti uang kertas lantaran kebutuhan masyarakat akan uang logam saat ini semakin turun. 
Menurut Marlison, berkurangnya penggunaan uang logam atau uang dengan pecahan kecil terjadi seiring dengan masifnya penggunaan uang elektronik atau nontunai. 

"Sebagai contoh, dulu pada waktu masih tol itu uang kecil sangat tinggi sekali. Dengan adanya sekarang nontunai, (penggunaan uang logam) sangat menurun sekali untuk uang tunai," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan BI Masih Pertahankan Uang Logam"
Penulis : Isna Rifka Sri Rahayu
Editor : Yoga Sukmana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×