kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Valuasi tinggi tapi aset minim, Indef: Hati-hati startup bisa memicu krisis ekonomi


Rabu, 30 Januari 2019 / 21:53 WIB
Valuasi tinggi tapi aset minim, Indef: Hati-hati startup bisa memicu krisis ekonomi


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menyatakan pertumbuhan perusahaan rintisan alias startup perlu diwaspadai. Jika tak hati-hati melesatnya pertumbuhan startup bisa bikin krisis ekonomi.

"Perusahaan-perusahaan ini nilai valuasinya bisa mencapai triliunan, tapi keuangannya merah," katanya di sela Diskusi Indef, Rabu (30/1) di Jakarta.

Ia mencontohkan, startup ride sharing atau e-commerce yang nilai valuasinya besar, namun asetnya berasal dari mitra, bukan milik perusahaan.

"Krisis ekonomi berikutnya, bisa terjadi dari bubble startup. Nilainya tinggi, tapi tak punya aset. Apalagi kemudian jika masuk pasar modal, dibeli sahamnya mahal oleh publik, kemudian jatuh," paparnya.

Di sisi lain ia juga menyoroti bagaimana startup keuangan, alias perusahaan teknologi finansial (Tekfin) yang menjadi tantangan buat Industri perbankan.

Misalnya tekfin yang menawarkan imbal hasil lebih memikat untuk berinvestasi dibandingkan produk-produk perbankan. Alhasil kini generasi milenial disebutnya memang lebih suka kenyimpan uang di perusahaan tekfin, alih-alih bank konvensional.

"Nanti menjelang 10 tahun ke depan perbankan hanya akan memegang dana masyarakat sekitar 55% dan sisanya sebanyak 45% akan berpindah pada sektor non bank,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×