Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pendapatan premi asuransi kumpulan mencapai Rp 23 triliun atau tumbuh 8,3% secara year on year (YoY) per kuartal III 2024. Artinya, pertumbuhan ini sesuai dengan target yang telah ditentukan
Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu memprediksi bahwa premi asuransi kumpulan akan lanjut tumbuh di tahun 2025. Pasalnya, menurut dia, saat ini semakin banyak perusahaan yang aware untuk memberikan manfaat asuransi kepada karyawannya dan semakin meningkatnya literasi dan edukasi mengenai asuransi jiwa.
“Terlebih, AAJI juga akan terus merangkul perusahaan asuransi untuk berinovasi terhadap produknya khususnya produk asuransi untuk nasabah kumpulan dan korporasi,” kata Togar kepada Kontan, Minggu (2/2).
Sementara itu, terkait sektor yang mengalami kenaikan pembelian asuransi jiwa, Togar bilang masih menjadi data confidential masing-masing perusahaan asuransi jiwa.
Baca Juga: AAJI Optimistis Laba Industri Asuransi Jiwa Tetap Tumbuh pada 2025, Ini Pendorongnya
Meski begitu, AAJI percaya peningkatan kesadaran perusahaan akan kesejahteraan karyawannya berjalan seimbang di berbagai sektor dan diharapkan akan terus meningkat di masa depan.
Togar juga menuturkan, untuk meningkatkan premi asuransi kumpulan pada tahun ini, perusahaan asuransi jiwa bisa memanfaatkan digitalisasi untuk melakukan proses penjualan dan pengajuan klaim agar lebih fleksibel di era semakin canggihnya teknologi dan digitalisasi.
“Namun, tetap harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dan perusahaan dapat lebih mudah mendaftar serta mengelola polis asuransi kumpulan secara efisien,” kata dia.
Kendati begitu, Togar menyebutkan sejumlah tantangan dalam mengelola asuransi kumpulan di tahun 2025, diantaranya yaitu, ketidakpastian ekonomi global yang berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi domestik sehingga berdampak pada investasi dan operasional perusahaan asuransi.
“Ketidakpastian ini menuntut perusahaan asuransi untuk lebih berhati-hati dalam pengelolaan dana dan investasi,” imbuhnya.
Baca Juga: AAUI Tetap Optimistis Premi Asuransi Umum Bisa Tumbuh 10%–15% pada Akhir 2024
Tantangan selanjutnya, Togar bilang datang dari inflasi medis yang tinggi sehingga berperan dalam meningkatnya biaya layanan kesehatan. Menututnya, hal ini juga akan mendorong perusahaan asuransi untuk melakukan penyesuaian premi guna mengimbangi risiko klaim yang lebih tinggi.
“Meski demikian, peluang tetap terbuka dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelindungan asuransi dan potensi pasar yang belum tergarap,” kata Togar.
Ia menyebut, dengan strategi yang tepat dan diversifikasi produk, asuransi jiwa kumpulan di Indonesia memiliki peluang untuk terus berkembang pada tahun 2025.
Sebagai infomasi, menurut data AAJI, kinerja sektor asuransi kumpulan di Indonesia pada periode Januari - September 2024 mencatatkan peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Uang pertanggungan asuransi kumpulan tumbuh 80,3% (YoY) dari Rp2,69 triliun per kuartal III-2023 menjadi Rp4,85 triliun per kuartal III-2024.
Baca Juga: Kinerja Premi Asuransi Kredit Diproyeksi Tumbuh Positif Hingga Akhir Tahun 2024
Dari sisi jumlah tertanggung melonjak 71,5% (YoY), dari 67,23 juta orang menjadi 115,29 juta orang, serta peningkatan jumlah polis kumpulan sebesar 18,4% (YoY), dari 251.204 menjadi 297.378 polis.
Klaim dan manfaat yang dibayarkan untuk asuransi kesehatan kumpulan juga mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu sebesar 65,0%, dari Rp 5,52 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 9,12 triliun per September 2024.
Selanjutnya: Aslindo Yakin Kondisi Koperasi yang Berada di Bawah OJK Bakal Lebih Baik ke Depannya
Menarik Dibaca: Cara Tercepat Turunkan Gula Darah Tinggi Ketika Darurat di Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News