Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi ekonomi global yang tak menentu karena konflik Timur Tengah hingga rencana kebijakan tarif dagang yang digaungkan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump diperkirakan akan menjadi batu sandungan bagi industri perasuransian Tanah Air pada 2025. Khususnya bagi perusahaan asuransi yang berkecimpung di lini bisnis marine cargo.
PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) optimistis kinerja asuransi marine cargo masih akan bertumbuh pada tahun ini, meski adanya sejumlah tantangan tersebut.
Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo Brellian Gema tak memungkiri ada potensi untuk bisnis Jasindo yang berkaitan dengan kargo internasional sedikit mengalami tantangan dan bisa saja rate premi akan naik berkaitan dengan market reasuransi.
Baca Juga: Tokio Marine Catat Pendapatan Premi Asuransi Marine Cargo Rp 640 M per November 2024
"Meskipun demikian, sepertinya kinerja lini asuransi marine cargo perusahaan di dalam negeri masih akan terjaga," ucapnya kepada Kontan, Jumat (3/1).
Oleh karena itu, Gema menegaskan pihaknya akan berupaya untuk tetap menjaga kinerja lini bisnis marine cargo dengan melakukan pendekatan proaktif.
Salah satunya, yaitu melalui risk management partnership, yaitu memberikan edukasi kepada tertanggung tentang risiko yang mungkin timbul dan melakukan proses underwriting secara prudent.
Jasindo mencatat pendapatan premi perusahaan dari lini asuransi marine cargo per November 2024 mencapai Rp 56,51 miliar. Pencapaian itu tumbuh 18,04%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Gema menerangkan pertumbuhan asuransi marine cargo perusahaan disebabkan adanya peningkatan distribusi barang di momentum tertentu.
Sementara itu, PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI) menilai eskalasi konflik perang di Timur Tengah yang makin buruk dan meluas, tentu berpeluang memberikan dampak buruk bagi kinerja asuransi marine cargo untuk pengiriman barang dari dan ke wilayah tersebut pada 2025.
"Sejak konflik meletus praktis tidak ada yang berani mengirim barang melalui wilayah tersebut," tutur Marketing Director Great Eastern General Insurance Indonesia Linggawati Tok kepada Kontan, Jumat (3/1).
Baca Juga: Pendapatan Premi Asuransi Marine Cargo Jasindo Rp 56,51 Miliar per November 2024
Selain itu, Linggawati menjelaskan kondisi kinerja asuransi marine cargo juga bisa terhambat akibat dampak perang Rusia-Ukraina yang masih belum menemui titik penyelesaian.
Meskipun demikian, dia masih optimistis dengan prospek asuransi marine cargo ke depannya, seiring dengan meningkatnya kebutuhan domestik rumah tangga dan meningkatnya investasi atau pembukaan kawasan industri baru di Indonesia.
Begitu juga dengan meningkatnya arus barang ekspor dan impor dari dan ke Indonesia, tentu akan meningkatkan kebutuhan asuransi marine cargo.
Lebih lanjut, Linggawati membeberkan Great Eastern General Insurance Indonesia menargetkan kenaikan pendapatan premi di lini bisnis asuransi marine cargo pada tahun ini sebesar 13%, dibandingkan pencapaian pada 2024.
Untuk mencapai target itu, Linggawati mengatakan pihaknya akan fokus menggarap sektor pengiriman barang domestik, khususnya antarpulau di wilayah Indonesia.
Selain itu, juga fokus untuk menggarap pangsa pasar yang lebih luas untuk ekspor dan impor barang-barang dari dan ke wilayah Asia, Pasifik, Amerika, dan Eropa.
Adapun Great Eastern General Insurance Indonesia mencatat pendapatan premi asuransi marine cargo pada 2024 mencapai Rp 101 miliar. Nilai itu meningkat sebesar 21%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Linggawati mengatakan pertumbuhan premi yang cukup signifikan itu didukung oleh peningkatan volume pengiriman kargo baik domestik maupun ekspor-impor. Dia bilang pengiriman kargo domestik didominasi jenis kargo kebutuhan pokok, seperti beras, gula, hingga produk-produk makanan dan minuman.
Adapun pengiriman kargo ekspor-impor didominasi oleh barang-barang berupa bahan makanan dan olahan, mesin industri, hingga material kontruksi ke Kawasan Asia, Pasifik, Amerika, dan Eropa.
Di sisi lain, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (Tokio Marine Indonesia) menilai adanya tantangan global, termasuk rencana kebijakan tarif dagang yang digaungkan Trump, tak akan berdampak signifikan terhadap bisnis asuransi marine cargo perusahaan pada tahun ini.
"Mengingat volume shipment impor atau ekspor dari dan ke AS yang kami cover juga relatif kecil," ungkap Presiden Direktur Asuransi Tokio Marine Indonesia Sancoyo Setiabudi kepada Kontan, Jumat (3/1).
Lebih lanjut, Sancoyo tetap optimistis dan menargetkan pertumbuhan dobel digit untuk lini bisnis marine cargo perusahaan pada 2025 meski ada sejumlah tantangan menghadang. Dia bahkan berharap kinerja lini tersebut pada 2025 bisa lebih baik, dibandingkan capaian pada 2024.
Untuk memaksimalkan kinerja asuransi marine cargo pada 2025, Sancoyo mengungkapkan Tokio Marine Indonesia akan memfokuskan pertumbuhan pada sektor komersial lokal sebagai motor utama.
Fokus itu didasarkan pada beberapa keunggulan utama perusahaan untuk sektor komersial, seperti layanan e-cargo.
"Selain itu, Tokio Marine Indonesia juga memiliki dukungan jaringan global yang solid dengan lebih dari 250 claim-settling agents di seluruh dunia. Hal itu memungkinkan kami untuk menyelesaikan klaim secara efisien, cepat, dan tepat waktu," ujar Sancoyo.
Adapun Tokio Marine Indonesia membukukan pendapatan premi asuransi marine cargo sebesar Rp 640 miliar per November 2024. Nilai itu tumbuh sebesar 11%, jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan lini tersebut sebagian besar didorong oleh bisnis lokal, terutama dari channel agen dan broker.
Sebagai informasi, data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi dari lini asuransi marine cargo per kuartal III-2024 mencapai Rp 4,02 triliun. Nilai itu tumbuh 3,4% secara Year on Year (YoY).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News