Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) mencatatkan penurunan perolehan premi sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) hingga September 2023. Di tahun 2024, AHAP menargetkan premi bisa meningkat namun di bawah premi tahun 2022.
Direktur Kepatuhan sekaligus Corporate Secretary AHAP, Sutjianta menyampaikan premi perusahaan mencapai Rp 484,76 miliar hingga September 2023, artinya turun 28,71% YtD dari premi Desember 2022 yang sebesar Rp 679,99 miliar.
“Di tahun lalu kita masih punya asuransi kesehatan, asuransi kesehatan itu berkontribusi cukup besar. Perseroan mengambil kebijakan di tahun ini tidak melanjutkan asuransi kesehatan,” ujarnya dalam Public Expose AHAP, Rabu (20/12).
Sujtianta menjelaskan, alasan dikeluarkannya asuransi kesehatan sebab mengalami defisit. Padahal di tahun 2022 lini asuransi tersebut memberi kontribusi premi sebesar Rp 80 miliar, namun perusahaan menilai nilai tersebut tidak tumbuh dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Pendapatan Premi AXA Insurance dari Kanal Digital Meningkat Double Digit
Meski demikian, kata Sujtian, AHAP menargetkan perolehan premi hingga akhir tahun 2023 bisa mencapai sekitar Rp 600 miliar. Sementara itu, di tahun 2024 AHAP menargetkan premi sebesar Rp 673 miliar.
“Jadi targetnya (akhir tahun) tetap di sekitar Rp 600 miliar, karena tahun lalu ada asuransi kesehatan itu. Untuk tahun 2024 target premi yang dicanangkan perseroan sekitar Rp 673 miliar,” jelasnya.
Sutjianta mengungkapkan, penopang nilai premi AHAP disumbang dari asuransi harta benda yang berkontribusi sebesar 44,76% atau senilai Rp 216 miliar per September 2023.
“Di tahun 2024 perseroan masih mengandalkan lini asuransi harta benda sebagai penopang premi. Karena market di Indonesia didominasi oleh asuransi harta benda dan asuransi kendaraan bermotor,” ungkapnya.
Sutjian menuturkan, dalam meraih premi di tahun 2023 maupun tahun sebelumnya perusahaan mendapat kontribusi dari intermediary seperti broker atau pialang dan agen asuransi berbadan hukum maupun perorangan.
“Strategi ke depan perseroan akan menjaga hubungan baik dengan mereka sehingga diharapkan bisa meraih pertumbuhan premi,” tuturnya.
AHAP mengakui salah satu kendala yang dihadapi perusahaan yakni terkait hard market yang terjadi pada pasar reasuransi di mana mengakibatkan penurunan kapasitas dan komisi reasuransi diterima perusahaan.
Baca Juga: AIA Indonesia Proyeksikan Unitlink Pendapatan Tetap Raih Kinerja Positif pada 2024
“Hard market ini memang terjadi bukan di Indonesia saja, ini terjadi di overseas jadi kendala daripada kita. Itu akan dihadapi oleh teman-teman kita juga di industri ini,” kata Direktur Utama AHAP, Yulianto Piettojo.
Yulianto menyatakan, untuk mengatasi itu pihaknya melakukan servis yang lebih baik, mulai dari pembayaran klaim tepat waktu dan mengurangi biaya akuisisi yang dinilai sudah terlalu besar.
“Jadi ini sudah waktunya kita berbenah diri, semoga juga klien mengerti bahwa balance sheet (neraca keuangan) yang sehat adalah menjaga keamanan aset mereka yang diasuransikan,” terangnya.
Sementara itu, hingga September 2023 AHAP tercatat masih mencetak rugi sebesar Rp 14,31 miliar, rugi ini meningkat dari Desember 2022 yang sebesar Rp 7,05 miliar.
Sutjianta menerangkan, di bulan November 2023 perusahaan asuransi diwajibkan mengirimkan rencana bisnis ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam rencana tersebut, pihaknya mencanangkan bisa mencetak laba paling tidak 1% dari premi bruto (Gross Written Premium/GWP).
“Artinya minimal 1% dari GWP, jadi inilah yang kami sampaikan dalam rencana bisnis yang kami submit ke OJK,” tandasnya.
Untuk diketahui, rasio kesehatan AHAP pada September 2023 sebesar 175% menurun dibandingkan Desember 2022 yang berada di level 287%.
Selain itu, jumlah aset AHAP tercatat sebesar Rp 946,41 miliar di September 2023, naik tipis 1,4% YtD dari Desember 2022 Rp 933,27 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News