kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.888.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.340   30,00   0,18%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Bank BTN dan Bank Raya Gencar Jual Aset Bermasalah


Sabtu, 31 Mei 2025 / 06:20 WIB
Bank BTN dan Bank Raya Gencar Jual Aset Bermasalah
ILUSTRASI. Penjualan aset bermasalah ini menjadi salah satu pendorong kenaikan pendapatan non bunga bank pada kuartal I/2025.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank gencar menjual aset-aset bermasalah pada tahun ini. Penjualan aset bermasalah ini menjadi salah satu pendorong kenaikan pendapatan non bunga bank pada kuartal I/2025.

Ambil contoh, PT Bank Tabungan Negara (BTN) yang hingga kuartal I/2025 tetap fokus dengan penjualan aset-aset bermasalah. Pada tahun 2025, BTN telah merencanakan transaksi bulk asset sales yang ketiga kalinya, dengan nilai sekitar Rp1 triliun hingga Rp 1,3 triliun.

Corporate Secretary BTN Ramon Armando mengatakan, pada tahun ini target transaksi bulk asset sales di kisaran Rp 1 triliun hingga Rp1,3 triliun dengan menggunakan pola yang sama dengan tahun lalu, yaitu asset swap

Menurut Ramon, pola penjualan aset komersial macet yang paling banyak dilakukan adalah melalui skema penjualan bersama.

"Sampai dengan Maret 2025 telah dilakukan penjualan bersama untuk aset kredit macet aktif komersial sebesar Rp 20 miliar dan untuk aset kredit macet pasif komersial sebesar Rp 26 miliar," katanya kepada kontan.co.id, Rabu lalu (28/5).

Baca Juga: Dibayangi Kenaikan NPL, Bisnis Kartu Kredit Perbankan Masih Tumbuh hingga April 2025

Ramon menyebut, dari target tahun ini sekitar Rp 1 triliun hingga Rp 1,3 triliun, sebagian sudah hapus buku (off-balance sheet) yang dapat langsung mengurangi NPL. Namun, besaran hasilnya perlu menunggu prosesnya selesai.

Penjualan aset bermasalah terhadap kredit yang dihapus buku pun disebut menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari recovery sampai dengan kuartal I/2025 yang meningkat 65,1% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024.

PT Bank Raya Indonesia juga aktif melakukan penjualan aset busuknya. Bank Raya terus menjalin komunikasi aktif, baik serta negosiasi dengan debitur untuk mendorong percepatan penyelesaian damai.

Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi menyampaikan, Bank Raya juga aktif melakukan kerjasama dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dalam melakukan lelang, sehingga persentase keberhasilan lelang semakin membaik.

Juga publikasi informasi lelang Bank Raya yang semakin baik dan mudah diakses masyarakat sehingga bisa meningkatkan potensi penambahan pendapatan recovery.

"Penjualan aset dilakukan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku, dengan mayoritas berasal dari segmen Menengah," ungkap wanita yang akrab disapa Tiwi ini.

Tiwi menjelaskan, dalam penjualan aset Bank Raya melakukan beberapa skema, seperti skema penyelesaian damai melalui komunikasi yang baik dan negosiasi dengan nasabah, skema lelang melalui KPKNL, kerjasama dengan pihak ketiga maupun skema  lainnya.  Sampai dengan saat ini skema penyelesaian damai dan skema lelang mendominasi pencapaian recovery.

Hingga akhir tahun Bank Raya memproyeksikan bahwa angka recovery write off masih terus bertumbuh. Namun demikian, hal yang menjadi fokus utama Bank Raya adalah untuk tetap melakukan ekspansi kredit dengan hati-hati, sehingga kualitas kredit akan terus terjaga.

Baca Juga: NPL Turun, Kredit Macet BRI di Segmen Usaha Kecil Masih yang Tertinggi

Selanjutnya: Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Bulan Juni 2025, Ada 3 Hari Libur

Menarik Dibaca: Oppo A58 Harga Mei 2025, Smartphone Andalan Anak Muda yang Suka Foto Selfie!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×