Reporter: Herry Prasetyo |
JAKARTA. Bertambahnya duit parkir di Bank Indonesia (BI) lantaran aturan penambahan giro wajib minimum (GWM) bakal menggerus keuntungan perbankan. Namun, Jahja Setiaatmadja, Wakil Direktur Utama Bank BCA menghitung, dengan sedikit siasat, perbankan justru bisa tetap menambah keuntungan.
Jahja menuturkan, meski setoran GWM menjadi uang mati, bank masih bisa mengompensasi dengan pendapatan dari usahanya. Misalnya, perbankan yang loan to deposit ratio (LDR)-nya rendah, bisa mengompensasi duit GWM dengan meningkatkan pemberian kredit.
Dengan jumlah kredit yang bertambah, margin bank juga bertambah. Jadi, cost yang timbul karena duit menganggur itu bisa terkompensasikan dengan peningkatan kredit. "Misal, kalau kita taruh dana di SBI 6,5%, terus kita berikan kredit 11%, itu kan sudah ada selisih 4%," ungkap Jahja kepada KONTAN, Rabu (15/9).
Bank bisa juga mengutak-atik biaya dana. Menurut Jahja, bank bisa menurunkan bunga deposito 0,2%. Penurunan itu sudah membuat penambahan GWM terkompensasi habis. Jadi, tidak ada masalah dan tidak mengganggu profitabilitas bank.
Dalam hitungan Jahja, BCA harus meambah GWM sebesar Rp 6,6 triliun. Bila uang itu ia taruh di SBI, income BCA dari duit tersebut turun 4% atau sekitar Rp 264 miliar. Tapi, saat ia menurunkan bunga deposito 0,2% dikalikan total DPK BCA sekitar Rp 220 triliun, hasilnya Rp 440 miliar. "Jadi, hitungan ini malah tidak hanya mengompensasi potensi kerugian GWM, tapi justru tambahan keuntungan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News