kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.086.000   26.000   1,26%
  • USD/IDR 16.489   127,00   0,78%
  • IDX 7.675   -92,34   -1,19%
  • KOMPAS100 1.074   -13,57   -1,25%
  • LQ45 774   -9,83   -1,25%
  • ISSI 265   -1,97   -0,74%
  • IDX30 402   -4,48   -1,10%
  • IDXHIDIV20 470   -3,58   -0,76%
  • IDX80 118   -1,15   -0,97%
  • IDXV30 130   0,43   0,33%
  • IDXQ30 130   -1,00   -0,76%

Geber Penyaluran Kredit Bank, BI Kurangi Oustanding SRBI


Kamis, 24 Juli 2025 / 18:25 WIB
Geber Penyaluran Kredit Bank, BI Kurangi Oustanding SRBI
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) mulai melonggarkan likuiditas melalui penurunan outstanding Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) demi mendorong perbankan untuk menyalurkan kreditnya.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mulai melonggarkan likuiditas melalui penurunan outstanding Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) demi mendorong perbankan untuk menyalurkan kreditnya.

Maklum, kredit perbankan terus mengalami tren penurunan sejak awal tahun 2025. Per Januari 2025, kredit perbankan tumbuh 9,6% secara tahunan (year on year/yoy), namun angka pertumbuhan tersebut terus melambat, per Juni 2025 kredit perbankan hanya tumbuh 7,6% yoy.

Melambatnya penyaluran kredit ini, justru disebabkan dana likuiditas industri perbankan yang lebih banyak ditaruh di SRBI. 

Melihat hal ini, BI sejak awal tahun sudah mengurangi outstanding SRBI atau kepemilikan perbankan di SRBI. Hal ini salah satu upaya BI untuk melonggorkan likuiditas perbankan, untuk kemudian menyalurkannya ke sektor rill, yang nantinya juga menggerakkan perekonomian domestik.

Baca Juga: Tak Lagi di SRBI, Perbankan Kini Kembali Menempatkan Dananya di Obligasi Pemerintah

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, penurunan outstanding SRBI menjadi salah satu indikator arah kebijakan moneter yang mulai ekspansif.

Hingga pertengahan tahun 2025, Erwin menyebut outstanding SRBI telah menyusut dari Rp 923,53 triliun pada akhir 2024, menjadi sekitar Rp770 triliun pada pertengahan tahun 2025, atau jika dihitung berkurang sekitar Rp 153 triliun.

"Kalau SRBI turun, berarti duitnya keluar (kepemilikan perbankan di SRBI berkurang). Duitnya keluar kan berarti longgar (likuiditas perbankan bertambah), nanti itu menambah bagaimana amunisi bank untuk melakukan kegiatan penyaluran kredit," ujar Erwin kepada Kontan dalam Taklimat Media BI, Kamis (24/7/2025).

Selain melalui penurunan volume oustanding SRBI, BI juga mendorong pemegang SRBI dalam hal ini perbankan untuk mengambil tenor pendek. Arah kebijakan ini bertujuan agar dana tidak terlalu terkunci di tenor panjang dan bisa lebih cepat berputar ke sektor riil.

"Kami akan terus mengupayakan langkah-langkah agar likuiditas (likuiditas bank di SRBI) yang terkunci di tenor 6, 9, 12 itu kita kurangi, dan kita dorong ke tenor yang lebih pendek. Begitu ada permintaan kredit yang layak, bank memiliki ruang likuiditas yang cukup untuk menyalurkan kreditnya," tambahnya.

Baca Juga: Kepemilikan Bank di SRBI Semakin Menyusut, Dibayangi Pengetatan Likuiditas

Langkah ini sejalan dengan strategi BI memperkuat stance kebijakan moneter akomodatif di tengah tren penurunan suku bunga global dan domestik. Erwin menyebutkan bahwa setiap penyesuaian akan dilakukan secara gradual dengan mempertimbangkan respons pasar dan dampaknya terhadap nilai tukar.

"Pastinya kami akan terus melakukan pemantauan terkait dengan bagaimana dari respon pasar di pasar uang dan juga impact kenilaian tukar terkait dengan penyesuaian yang akan kita lakukan," kata Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×