kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   14.000   0,78%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Harga SBN Turun, Asuransi Jiwa Harus Perkuat Mitigasi Risiko


Rabu, 26 Maret 2025 / 20:25 WIB
Harga SBN Turun, Asuransi Jiwa Harus Perkuat Mitigasi Risiko
ILUSTRASI. Perusahaan asuransi harus lebih cermat dalam mengelola risiko investasi, mengingat SBN merupakan instrumen utama dalam portofolio mereka


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyoroti dampak penurunan harga Surat Berharga Negara (SBN) terhadap industri asuransi jiwa. 

Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu mengatakan perusahaan asuransi harus lebih cermat dalam mengelola risiko investasi, mengingat SBN merupakan instrumen utama dalam portofolio mereka.

“Berdasarkan data AAJI, per 31 Desember 2024, penempatan investasi industri asuransi jiwa pada SBN mencapai Rp205,03 triliun, atau 37,9% dari total portofolio investasi,” ungkap Togar kepada Kontan, Rabu (26/3).

Baca Juga: Hasil Investasi Asuransi Jiwa Merosot, Prospek SBN Masih Gelap

Menurutnya, penurunan harga SBN merupakan bagian dari siklus pasar. Apakah tren ini bersifat sementara atau akan berdampak dalam jangka panjang bergantung pada perkembangan makroekonomi global, arah kebijakan suku bunga, serta sentimen investor terhadap pasar obligasi dalam negeri.

Untuk menghadapi ketidakpastian ini, AAJI merekomendasikan beberapa strategi bagi perusahaan asuransi jiwa, seperti diversifikasi portofolio investasi agar tidak terlalu bergantung pada SBN, serta menyeimbangkan antara instrumen jangka pendek dan jangka panjang guna menjaga likuiditas. 

“Pemantauan risiko secara berkala juga menjadi kunci agar perusahaan tetap tanggap terhadap perubahan pasar yang bersifat cepat dan tidak terduga,” ujar Togar.

Lebih lanjut, Togar mengatakan Industri asuransi jiwa harus tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan, melindungi kepentingan pemegang polis, serta berkontribusi terhadap pertumbuhan pasar keuangan Indonesia.

Baca Juga: AAJI Proyeksikan Pendapatan Premi Asuransi Jiwa akan Tetap Tumbuh pada Kuartal I-2025

Meski harga SBN sedang mengalami tekanan, Togar menilai instrumen ini tetap menarik karena memiliki risiko relatif rendah dan imbal hasil kompetitif. 

“Karakteristik tenor jangka panjang SBN sangat sesuai dengan profil kewajiban jangka panjang industri asuransi jiwa,” ujar Togar.

Togar mengatakan, jika makroekonomi Indonesia terjaga dan adanya komitmen pemerintah dalam menjaga iklim investasi, permintaan terhadap SBN berpotensi meningkat, yang pada akhirnya akan mendorong pemulihan harga/rebound.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×