Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja emiten multifinance cukup bervariasi. Sepanjang tahun berjalan, beberapa saham multifinance bergerak naik, namun ada pula melemah dan ada juga yang tengah disuspensi.
Ambil contoh, pada penutupan perdagangan Kamis (24/7/2025), saham PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) yang harganya terkoreksi 0,56% menjadi Rp 356 per saham. Kemudian ada saham PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) yang juga terkoreksi 0,27% atau berkurang 25 poin menjadi Rp 9.100.
Selain itu ada PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) yang dicatat menghijau. Harga saham BFIN naik 0,67% atau naik 5 poin menjadi Ro 755. Lalu saham PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) juga naik 0,94% menjadi Rp 316. Dan ketinggalan saham PT Buana Finance Tbk (BBLD) yang juga dicatat naik 0,58% menjadi Rp 860.
Baca Juga: Mandala Finance (MFIN) Salurkan Pembiayaan Baru Rp 1,81 Triliun pada Kuartal I-2025
Di sisi lain PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) disuspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Selasa (15/7) lalu. Dalam pengumuman BEI tanggal 14 Juli, alasan penghentian sementara perdagangan saham MFIN adalah adanya pergerakan harga kumulatif yang signifikan.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menyebut dari emiten multifinance tersebut, saham BFIN menjadi pilihan yang paling menarik untuk dicermati. Sebab, dari sisi fundamental kinerja BFIN tergolong solid.
Laba bersih BFIN masih tumbuh sekitar 12% YoY, serta ROE (Return on Equity) stabil di kisaran 15–20% yang mencerminkan kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba secara konsisten.
"Selain itu, BFIN juga menawarkan dividen yang cukup menarik dengan yield mencapai 7%, tertinggi di antara emiten multifinance lain," ujar Ekky kepada Kontan, Kamis (24/7/2025).
Baca Juga: OJK: Piutang Pembiayaan Tumbuh 2,83% per Mei 2025 Jadi Tantangan yang Luar Biasa
Ekky menyebut bahwa secara teknikal posisi harga saham BFIN saat ini telah kembali ke area support kuat di Rp 750, sehingga dapat mulai dipertimbangkan untuk akumulasi. Namun, perlu dicermati bahwa arus dana (money flow) belum sepenuhnya masuk ke sektor ini, meskipun ada katalis positif dari arah kebijakan suku bunga yang mulai dovish.
Namun, dengan kondisi ini Ekky memproyeksi pergerakan harga BFIN kemungkinan masih akan lambat dalam jangka pendek. Akan lebih aman investor ritel untuk melakukan pendekatan wait-and-see.
“Strategi yang lebih aman saat ini adalah wait and see, sambil menunggu konfirmasi sinyal penguatan yang lebih jelas. Jika terjadi pembalikan arah, target jangka pendek harga BFIN berada di kisaran Rp 800 – Rp 825, dengan target jangka menengah di Rp 950 – Rp 1.000," pungkas dia.
Selanjutnya: Klaim Pengangguran AS Tak Terduga Turun, Pasar Tenaga Kerja Tetap Stabil
Menarik Dibaca: Strategi dan Teka-Teki: Dua Sisi Baru Dunia Pokemon
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News