kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit ngebut, bank mesti tambah modal


Kamis, 10 Oktober 2013 / 09:27 WIB
Kredit ngebut, bank mesti tambah modal
ILUSTRASI. Credit default swap Indonesia kembali naik menjelang rapat The Federal Reserve


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Para bankir sebaiknya mulai mengerem penyaluran kredit. Kalau terlalu bersemangat menggeber laju kredit, bank mesti bersiap menambah permodalan.

Maklum, Bank Indonesia (BI) tengah mempertimbangkan rencana kenaikan insentif rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bagi bank yang memiliki loan to deposit ratio (LDR) di atas 92%. Awal bulan ini, BI menurunkan batas atas giro wajib minimum (GWM) LDR dari 100% menjadi 92%.

Jika memiliki LDR di atas 92% dengan CAR  di bawah 14%, bank wajib menambah GWM sebesar 0,2% dari 1% kelebihan LDR. Namun, aturan itu tampaknya tak terlalu bertaji lantaran banyak bank dengan LDR tinggi memiliki CAR di atas 14% (Harian KONTAN 28 September 2013).

Nah, kalau masih banyak bank tetap bersikukuh memiliki LDR di atas 92%, BI akan menaikkan insentif CAR menjadi lebih dari 14%. Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, mengatakan BI memiliki opsi  menaikkan insentif CAR. Meski begitu, melihat respons perbankan saat ini, kenaikan rasio modal belum perlu dilakukan. "Namun, opsi kenaikan rasio permodalan terbuka," kata Halim.

Menurut Halim, belakangan bank mulai menurunkan LDR.  Sebagian bank mulai memperlambat laju pertumbuhan kredit, menggeber pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) untuk berada dalam zona aman. Maklum saja, ketimbang mengerem kredit, bank lebih sulit menambah modal. Apalagi, kondisi ekonomi tak stabil.

Di tengah kondisi ekonomi yang tak menentu ini, bank memang sebaiknya mengerem kredit sekaligus memperbesar permodalan. Saut Pardede, Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN), mengatakan BTN  sudah mengantisipasi kebutuhan penguatan modal dengan menerbitkan saham baru atau right issue. Ke depan, BTN akan menjalankan alnernatif penambahan modal lainnya seperti penerbitan surat utang atau menahan pembagian jatah dividen kepada pemegang saham.

Bank pelat merah ini akan menurunkan LDR dari 110% menjadi 100%. Caranya dengan menggenjot pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan memperlambat pertumbuhan kredit. Per September 2013, penyaluran kredit BTN hanya tumbuh 20%. Pertumbuhan kredit ini lebih lambat ketimbang laju kredit per Juni 2013 sebesar 26%. Saut mengatakan akan menurunkan LDR secara bertahap.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×