kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kredit ngebut, bank mesti tambah modal


Kamis, 10 Oktober 2013 / 09:27 WIB
Kredit ngebut, bank mesti tambah modal
ILUSTRASI. Credit default swap Indonesia kembali naik menjelang rapat The Federal Reserve


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Para bankir sebaiknya mulai mengerem penyaluran kredit. Kalau terlalu bersemangat menggeber laju kredit, bank mesti bersiap menambah permodalan.

Maklum, Bank Indonesia (BI) tengah mempertimbangkan rencana kenaikan insentif rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bagi bank yang memiliki loan to deposit ratio (LDR) di atas 92%. Awal bulan ini, BI menurunkan batas atas giro wajib minimum (GWM) LDR dari 100% menjadi 92%.

Jika memiliki LDR di atas 92% dengan CAR  di bawah 14%, bank wajib menambah GWM sebesar 0,2% dari 1% kelebihan LDR. Namun, aturan itu tampaknya tak terlalu bertaji lantaran banyak bank dengan LDR tinggi memiliki CAR di atas 14% (Harian KONTAN 28 September 2013).

Nah, kalau masih banyak bank tetap bersikukuh memiliki LDR di atas 92%, BI akan menaikkan insentif CAR menjadi lebih dari 14%. Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, mengatakan BI memiliki opsi  menaikkan insentif CAR. Meski begitu, melihat respons perbankan saat ini, kenaikan rasio modal belum perlu dilakukan. "Namun, opsi kenaikan rasio permodalan terbuka," kata Halim.

Menurut Halim, belakangan bank mulai menurunkan LDR.  Sebagian bank mulai memperlambat laju pertumbuhan kredit, menggeber pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) untuk berada dalam zona aman. Maklum saja, ketimbang mengerem kredit, bank lebih sulit menambah modal. Apalagi, kondisi ekonomi tak stabil.

Di tengah kondisi ekonomi yang tak menentu ini, bank memang sebaiknya mengerem kredit sekaligus memperbesar permodalan. Saut Pardede, Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN), mengatakan BTN  sudah mengantisipasi kebutuhan penguatan modal dengan menerbitkan saham baru atau right issue. Ke depan, BTN akan menjalankan alnernatif penambahan modal lainnya seperti penerbitan surat utang atau menahan pembagian jatah dividen kepada pemegang saham.

Bank pelat merah ini akan menurunkan LDR dari 110% menjadi 100%. Caranya dengan menggenjot pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan memperlambat pertumbuhan kredit. Per September 2013, penyaluran kredit BTN hanya tumbuh 20%. Pertumbuhan kredit ini lebih lambat ketimbang laju kredit per Juni 2013 sebesar 26%. Saut mengatakan akan menurunkan LDR secara bertahap.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×