kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit Program Subsidi Bunga Berjalan Lambat


Kamis, 04 Maret 2010 / 09:18 WIB
Kredit Program Subsidi Bunga Berjalan Lambat


Reporter: Andri Indradie | Editor: Johana K.

JAKARTA. Perbankan seharusnya bisa lebih memaksimalkan penyaluran kredit program subsidi bunga dari pemerintah. Nyatanya, penyaluran kredit program ini masih saja berjalan lambat setiap bulannya. Contohnya adalah kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE).

Berdasarkan data per 31 Januari 2010 yang diperoleh KONTAN, baru sekitar 23,24% saja yang sudah terserap ke debitur atau sebesar Rp 2,11 triliun. Padahal, nilai komitmen bank pelaksana KKPE mencapai Rp 9,10 triliun.

Dari total realisasi penyaluran, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) masih menjadi bank yang paling banyak menyalurkan kredit KKPE, yaitu sebesar Rp 1,20 triliun. Nilai ini setara dengan 21,5% dari total komitmen BRI yang mencapai Rp 5,6 triliun.

Bank penyalur terbesar berikutnya adalah PT Bank Mandiri Tbk sebesar Rp 245,87 miliar atau setara dengan 49,2% dari komitmen sebesar Rp 500 miliar. Selanjutnya, PT Bank Agroniaga Tbk yang telah menyalurkan Rp 217,29 miliar alias 40,8% dari total komitmen sebesar Rp 533 miliar.

Menurut Irwan Ritonga, Kepala Sub Bidang Kredit Program Direktorat Sistem Manajemen Investasi Departemen Keuangan, bisa jadi penyebab lambatnya penyaluran KPPE terjadi karena sikap hati-hati perbankan memilih debitur. "Perbankan kan juga tidak ingin kredit yang disalurkan macet," katanya kemarin (3/3).

Direktur Bisnis Bank CIMB Niaga Handoyo Soebali sependapat dengan hal ini. Perbankan umumnya terkendala masalah pemilihan debitur yang layak menjadi penerima kredit. "Akan lebih bagus jika kami berikan pada kantong-kantongnya, jadi bukan orang per orang petani atau nelayan," tuturnya.

Misalnya saja, menyasar debitur KKPE melalui kelompok tani, koperasi tani, atau kelompok nelayan, tentu biayanya bakal lebih hemat ketimbang menyalurkan kredit tersebut ke petani atau nelayan perorangan. "Selain itu, bila menyasar ke kantongnya langsung, untuk tingkat pengembalian kan bisa lebih mudah pengawasannya," imbuh Handoyo.

Nah, untuk mengidentifikasi kantong-kantong debitur ini bank memerlukan waktu. Jadi, menurutnya, bukan hal aneh bila penyaluran menjadi relatif
lambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×