Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit ke UMKM semakin meningkat seiring upaya regulator mendorong perbankan menyalurkan pembiayaan ke sektor ini. Data Bank Indonesia (BI) mencatat kredit UMKM di Juni 2021 tumbuh 1,9% yoy menjadi Rp 1.035,2 triliun lebih baik pada Mei 2021 yang tumbuh 0,5% yoy menjadi Rp 1.024,4 triliun.
Bahkan BI berencana meningkatkan penyaluran kredit ke UMKM dari 20% menjadi 30% dari total portofolio kredit. Regulator akan memberikan relaksasi dengan membuka kerja sama dengan pelaku fintech ataupun pembiayaan lainnya seperti pegadaian.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) mendukung kebijakan regulator ini. Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal menyatakan pada 2016 lalu, kredit BNI ke sektor UMKM baru 17,70% dari total kredit. Nilai itu terus naik 18,30% di 2017, 19,50% pada 2018, dan 20,70% di 2019.
Porsi itu terus naik menjadi 20,70% pada 2020 dan kuartal pertama 2021 kredit UMKM BNI memberikan kontribusi 21,10% terhadap total portofolio. BNI berencana untuk meningkatkan kontribusi UMKM menjadi 22% di 2022, 25,50% di 2023, hingga 30% di 2024.
Baca Juga: Holding ultra mikro dinilai mampu membuat ekosistem pembiayaan lebih kompetitif
“BNI memposisikan sebagai salah satu bank yang mendukung perkembangan UMKM. Hal ini tercermin dari peningkatan porsi UMKM dari total kredit BNI tiap tahunnya. BNI menunjukkan respon regulasi yang dikeluarkan pemerintah untuk tingkatkan kontribusi UMKM minimal 30% di 2024 nanti” papar Iqbal pada Rabu (28/7).
Lanjut ia, saat ini, menyalurkan kredit UMKM BNI tumbuh 20,8% secara tahunan. Secara sektoral terdapat 11 yang terus bertumbuh seperti pertanian, perdagangan, dan jasa sosial masyarakat. Guna mendorong penyaluran kredit ke sektor UMKM, BNI terus melakukan pendampingan kepada para pelaku UMKM.
PT Bank Central Asia Tbk telah menyalurkan kredit ke sektor UMKM senilai Rp 78,8 triliun pada Juni 2021. Nilai itu tumbuh 1,6% year on year (yoy) atau 2,1% secara year to date (YTD). Kredit UMKM ini telah berkontribusi 57,9% terhadap total penyaluran kredit ke sektor keuangan berkelanjutan dengan total Rp 136,2 triliun di Semester pertama 2021.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan pada triwulan kedua 2021, BCA menyelenggarakan UMKM Fest yang mempromosikan lebih dari 1.700 merchant UKM lewat platform online. Program ini memberikan pelatihan transaksi online kepada UKM serta memfasilitasi akses untuk melakukan ekspor. Lewat gelaran ini, BCA bakal melihat pelaku UMKM yang bisa dikucuri pembiayaan.
Sekretaris Perusahaan Ban Sumut Syahdan Siregar menyatakan telah menyalurkan kredit ke sektor UMKM senilai Rp 7,3 triliun hingga Juni 2021. Bank telah membidik UMKM dari sektor perdagangan besar dan eceran.
“Bank Sumut masih optimis melihat prospek kredit UMKM semester kedua ini. Kinerja kredit UMKM ditopang diantaranya Bank Sumut juga menyalurkan dana Pemulihan ekonomi nasional (PEN) serta terus menyasar sektor sektor UMKM yang potensial di berbagai daerah. Proyeksi pertumbuhan kredit UMKM Bank Sumut per Desember 2021 ditargetkan sebesar Rp 8,1 triliun,” papar Syahdan kepada Kontan.co.id pada Rabu (28/7).
Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah menyalurkan kredit UMKM dengan porsi terbesar, yakni 80,6% pada kuartal I 2021. Bank pelat merah ini menargetkan mencapai penyaluran kredit sebesar 85% hingga akhir tahun.
Guna menggenjot portofolio tersebut, BRI fokus dengan penyaluran kredit seperti melalui kredit usaha rakyat (KUR) dan juga kredit modal kerja (KMK) yang dijamin oleh lembaga penjaminan kredit.
Direktur Utama BRI, Sunarso menjelaskan untuk mengembangkan UMKM khususnya di segmen mikro, BRI telah merumuskan dua strategi utama. Pertama, menumbuhkembangkan nasabah atau debitur eksisting. Pemberdayaan itu mulai dari literasi digital hingga membantu nasabah menemukan bisnis model baru, termasuk mendigitalisasi pasar tradisional. Lebih dari 4.500 pasar tradisional di Indonesia telah menggunakan platform web pasar BRI atau pasar.id.
Kedua, BRI berusaha menemukan sumber-sumber pertumbuhan kredit yang baru dengan menyasar segmen yang lebih kecil lagi, yakni ultra mikro. Beragam inovasi digital dihadirkan BRI, termasuk membangun ekosistem digital yang fokus mendukung kegiatan-kegiatan produktif di masyarakat melalui cara-cara baru.
Juga optimalisasi pengembangan BRIBRAIN. BRI juga mentransformasi proses bisnis dengan berbagai aplikasi digital. Bank BUMN ini sudah memiliki BRISPOT, ditambah agen BRILink yang juga memiliki aplikasi-aplikasi digital lain. Terobosan ini diharapkan pula dapat membantu pemulihan ekonomi masyarakat di kalangan bawah.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mendukung kebijakan ini guna dengan membidik UMKM yang masuk dalam ekosistem industri perumahan. Direktur Consumer and Commercial Lending Hirwandi Gafar bilang akan terus menaikkan pangsa kredit UMKM ke depannya.
Selanjutnya: Holding ultra mikro dinilai mampu membuat ekosistem pembiayaan lebih kompetitif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News