kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.820   -41,00   -0,24%
  • IDX 6.442   73,17   1,15%
  • KOMPAS100 923   0,44   0,05%
  • LQ45 723   -0,82   -0,11%
  • ISSI 202   3,78   1,91%
  • IDX30 377   -0,84   -0,22%
  • IDXHIDIV20 459   0,93   0,20%
  • IDX80 105   -0,21   -0,20%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,11%

Kucuran kredit modal kerja perbankan terkerek pertumbuhan ekonomi


Senin, 22 November 2021 / 06:53 WIB
Kucuran kredit modal kerja perbankan terkerek pertumbuhan ekonomi
ILUSTRASI. Bank Mandiri mencatatkan realisasi kredit modal kerja (KMK) secara bank only sebesar Rp 297,4 triliun per Oktober 2021.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan ekonomi yang terlihat di sepanjang tahun ini membuat perbankan semakin optimistis mengucurkan kredit modal kerja. Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 3,24% year on year (yoy) pada Oktober 2021. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan perbaikan kredit didorong baik oleh permintaan dan penawaran. Padahal pada September 2021, kredit bank secara nasional baru tumbuh 2,21% yoy.

Permintaan kredit modal kerja mulai mampu mengejar pertumbuhan kredit konsumsi. BI mencatatkan kredit modal kerja naik 2,6% yoy menjadi Rp 2538,2 triliun per September 2021. Sedangkan pertumbuhan kredit konsumsi naik 2,9% yoy menjadi Rp 1638,2 triliun di sembilan bulan pertama 2021. 

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan realisasi kredit modal kerja (KMK) secara bank only  mencapai Rp 297,4 triliun per Oktober 2021.

Baca Juga: Likuiditas melimpah, bank parkirkan dana ke surat berharga negara

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan nilai itu memiliki porsi kurang lebih 40% dari total kredit Bank Mandiri (Bank Only)

“Komposisi ini sama seperti tahun lalu. Adapun kontributor utama pertumbuhan kredit tersebut antara lain berasal dari sektor Telekomunikasi, FMCG, serta perkebunan sawit dan CPO,” ujar Rudi kepada Kontan.co.id pada Minggu (21/11).

Ia menyatakan kredit modal kerja diharapkan dapat tetap tumbuh hingga akhir tahun. Kredit ini akan ditopang oleh sektor-sektor yang masih prospek baik dan relatif tidak terdampak secara langsung oleh pandemi Covid-19.

Ia mencontohkan sektor yang masih prospektif seperti, telekomunikasi, FMCG, serta perkebunan sawit & CPO. Hal ini mengingat perkembangan industri terkait dan kondisi debitur pada sektor-sektor tersebut hingga sembilan bulan pertama tahun ini yang relatif masih memiliki kinerja yang baik. 

Baca Juga: BI catat kebutuhan pembiayaan korporasi makin meningkat pada Oktober 2021

“Selain itu, dengan upaya Pemerintah dan regulator untuk terus mendorong pemulihan ``ekonomi, kami optimis ruang pertumbuhan masih terbuka,” tukasnya. 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan pertumbuhan kredit modal kerja secara bank only 14,3% yoy menjadi Rp 489,03 triliun per September 2021. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan mayoritas kredit modal kerja disalurkan pada segmen mikro.

“BRI optimistis menilai prospek KMK ke depan, mengingat saat ini kondisi ekonomi sudah berangsur normal akibat melandai-nya pandemi. Selain itu, optimisme BRI didasari oleh keberadaan Holding Ultra Mikro yang menjadi sumber pertumbuhan baru perseroan. Secara umum, BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 8%-10% yoy di tahun 2022,” jelasnya kepada Kontan.co.id.

 

Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan plafon kredit yang disalurkan sebesar Rp 872,3 Triliun naik 3,8%YoY dan meningkat 3,5% dibandingkan akhir 2020. Direktur BCA Vera Eve Lim menyatakan peningkatan penggunaan fasilitas kredit tersebut terutama terkait dengan modal kerja.  

“‘Kredit modal kerja BCA tercatat sebesar Rp 290 triliun per September 2021. Utilization rate atau tingkat penyerapan fasilitas kredit modal kerja sektor korporasi meningkat menjadi 46,5% per September 2021 dari periode sebelumnya 45%. Hal ini merupakan sinyal yang positif,” katanya kepada Kontan.co.id.

Ia menyatakan sektor korporasi yang paling banyak melakukan penarikan kredit di BCA terutama berasal dari sektor telekomunikasi di tahun ini. 

Baca Juga: OJK punya pekerjaan rumah di sektor IKNB agar bisa imbangi perbankan dan pasar modal

“Pertumbuhan kredit BCA di sepanjang Juli-September merupakan periode terbaik sepanjang tahun ini dan menyumbang 71% dari total pertumbuhan kredit perseroan 2,9% secara year to date. Kredit BCA kuartal III-2021 tumbuh 2,1% kuartal ke kuartal,” tambahnya.

Ia menyatakan hal ini memberikan sinyal bahwa aktivitas bisnis berangsur mulai membaik. Adapun jumlah kredit baru yang disalurkan BCA sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini meningkat hampir 14% YoY.

“BCA berharap pertumbuhan kredit akan tumbuh di kisaran 4%-6% pada tahun ini, ditopang oleh likuiditas yang masih memadai dan harapan akan pemulihan ekonomi sehingga dapat mendorong permintaan kredit. BCA senantiasa berkomitmen untuk menyalurkan kredit secara prudent dan tetap mengkaji peluang serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian,” pungkasnya.

Selanjutnya: Kemenkeu perkuat sinergi pada sektor keuangan untuk dorong pemulihan ekonomi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×