Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas yang terjadi pada nilai tukar rupiah akhir-akhir turut menjadi perhatian perbankan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Terlebih, saat likuiditas valas mengalami pengetatan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mencatat data terbaru menunjukkan ada pengetatan likuiditas valas. Ini tercermin dalam rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mengalami kenaikan.
Ia mencatat LDR valas di perbankan berdasarkan data terbaru tercatat mencapai 81,43%. Dian bilang tahun sebelumnya, LDR valas itu masih berada di level 74,98%.
Dian bilang meningkatnya rasio LDR tersebut dikarenakan pertumbuhan kredit valas lebih tinggi dibandingkan Dana Pihak Ketiga (DPK) valas. Kredit valas tumbuh 16,32% secara tahunan, sementara DPK valas hanya tumbuh 7,09% secara tahunan.
Baca Juga: Strategi Bank BCA Jamin Keamanan Likuiditas Valas di Tengah Tren Pelemahan Rupiah
“Dalam situasi yang volatile, saya kira ini close consultation antara pengawas dengan individual bank itu menjadi sangat penting,” ujar Dian, Jumat (11/4).
Lebih lanjut, ia menjelaskan upaya konsultasi seperti ini memang sudah menjadi cara OJK sejak lama. Di mana, OJK melakukan pengawasan lebih intens ke masing-masing bank.
Oleh karenanya, jika terjadi perubahan kondisi global maupun domestik, pihaknya tentu langsung melakukan konsultasi. Dalam hal ini, Dian bilang OJK juga selalu memberikan arahan kepada bank.
Di sisi lain, Dian pun berpandangan saat terjadi depresiasi rupiah, ini sejatinya justru meningkatkan nilai aset bank. Baik itu dari kredit valas ataupun surat berharga.
“Sehingga ini bisa berdampak pada peningkatan profitabilitas bank,” tambahnya.
Sementara itu, Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo bilang bank telah dan akan terus menerapkan langkah-langkah mitigasi risiko secara ketat untuk meredam dampak negatif dinamika ekonomi global. Salah satunya dengan meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran kredit berdenominasi valas.
“Kredit yang diberikan lebih ditujukan kepada debitur yang memiliki natural hedge dalam bisnis model mereka,” ujar Okki baru-baru ini.
Terkait kondisi likuiditas valas, Okki juga menegaskan bahwa likuiditas dalam mata uang Dolar AS masih berada pada level yang sangat memadai.
Saat ini, rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) valas BNI masing-masing tercatat sebesar 151,72% dan 135,13%, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan regulator.
“BNI memiliki posisi alat likuid dalam bentuk Dolar AS yang mencukupi dan dijaga pada level lebih tinggi dari risk appetite internal bank,” tandasnya.
Baca Juga: Aset Industri Asuransi Naik Tipis Jadi Rp 1.141,71 Triliun per Februari 2025
Selanjutnya: Aset Industri Asuransi Naik Tipis Jadi Rp 1.141,71 Triliun per Februari 2025
Menarik Dibaca: 6 Judul Film Animasi Studio Ghibli Paling Populer yang Wajib Ditonton Semua
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News