CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

OJK Beberkan Sejumlah Tantangan yang Dihadapi Industri Perasuransian


Jumat, 11 Oktober 2024 / 15:19 WIB
OJK Beberkan Sejumlah Tantangan yang Dihadapi Industri Perasuransian
ILUSTRASI. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono di Jakarta, Selasa (3/9/2024). OJK menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi industri perasuransian.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi industri perasuransian. Kepala eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan tantangan pertama datang dari perspektif konsumen, yaitu literasi dan inklusi.

"Selain itu, tingkat kepercayaan masyarakat, keberagaman produk asuransi yang belum dipahami masyarakat," ungkapnya saat menghadiri acara AAUI di Bali, Kamis (10/10).

Ogi menerangkan tantangan lain datang dari perspektif Industri, yaitu peningkatan permodalan, pemenuhan tenaga ahli, serta digitalisasi untuk meningkatkan akses kepada produk asuransi.

Selain itu, Ogi menyebut tantangan dari perspektif regulator, yaitu penetrasi dan densitas yang masih rendah, penerapan UU P2SK, dan standar-standar internasional seperti IFRS 17.

Baca Juga: Asuransi Kerja Keras Penuhi Aturan Modal

Dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut, Ogi mengatakan perusahaan juga perlu melakukan peningkatan modal agar lebih kuat menghadapi ketidakpastian ekonomi dan perkembangan zaman.

"OJK telah menerbitkan POJK nomor 23 tahun 2023 tentang perizinan usaha perasuransian. Dalam POJK tersebut, diatur pemenuhan permodalan untuk perusahaan baru maupun perusahaan existing. Khusus perusahaan existing, akan terbagi menjadi 2 tahap pemenuhan, pada tahap pemenuhan kedua, perusahaan akan terbagi menjadi 2 kelompok berdasarkan jumlah ekuitas yang dimiliki, yaitu KPPE1 dan KPPE2," tuturnya.

Untuk KPPE1, Ogi menjelaskan hanya dapat menyelenggarakan kegiatan usaha dan/atau produk asuransi sederhana atau asuransi syariah sederhana. Adapun KPPE 2 dapat menyelenggarakan seluruh kegiatan usaha dan/atau produk asuransi atau asuransi syariah. 

Baca Juga: AAUI: Persiapan Implementasi PSAK 117 dan Aturan Ekuitas Minimum Jadi Persoalan

Selanjutnya: Indonesia Gadai Oke Sebut Pemangkasan Suku Bunga BI Pengaruhi Margin Bunga

Menarik Dibaca: Cara Kirim Pesan Tanpa Koneksi WiFi dan Internet di iOS 18

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×