kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

OJK Genjot Program GENCARKAN, Targetkan Inklusi Keuangan Capai 98% Sebelum 2045


Senin, 12 Mei 2025 / 14:28 WIB
OJK Genjot Program GENCARKAN, Targetkan Inklusi Keuangan Capai 98% Sebelum 2045
ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong percepatan literasi dan inklusi keuangan nasional melalui program Gencarkan (Gerakan Nasional Cerdas Keuangan), dengan target ambisius inklusi keuangan mencapai 98% sebelum tahun 2045. Upaya ini dilakukan melalui edukasi masif, pemetaan wilayah, dan kerja sama lintas sektor untuk memastikan pemerataan akses keuangan di seluruh Indonesia.

“Dengan tren positif kenaikan indeks inklusi setiap tahun, kami optimistis angka 98% bisa tercapai bahkan sebelum 2045,” ujar Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK dalam keterangan resmi Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Jumat (9/5).

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang dilakukan oleh BPS, indeks inklusi keuangan nasional meningkat dari 75,02% menjadi 80,51%, sedangkan literasi keuangan naik dari 65,43% menjadi 66,46%.

Baca Juga: Pacu Inklusi Keuangan Dukung Asta Cita, OJK Luncurkan IKAD

Friderica mengatakan, Program Gencarkan tidak sekadar edukasi, tetapi juga mencakup pemetaan daerah dengan indeks literasi dan inklusi rendah, seperti Papua, Maluku, dan wilayah timur lainnya. OJK lalu menyesuaikan strategi edukasi dengan kebutuhan lokal, seperti pendekatan berbasis komunitas dan kolaborasi dengan tokoh masyarakat.

Selain sektor keuangan konvensional, inklusi keuangan syariah menjadi perhatian khusus dalam Gencarkan. Data OJK menunjukkan adanya kesenjangan antara literasi keuangan syariah yang mencapai 43% dengan inklusinya yang baru 13%. Padahal, literasi syariah meningkat signifikan dari 39% pada tahun sebelumnya.

Baca Juga: Hasil SNLIK 2025:Tingkat Literasi&Inklusi Perbankan Tertinggi di Sektor Jasa Keuangan

“Kami lihat masyarakat semakin memahami keuangan syariah, tapi akses dan penggunaan produknya masih terbatas. Ini menjadi pekerjaan rumah kami,” kata Friderica.

Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, OJK mengembangkan berbagai inisiatif seperti pendirian Pusat Inklusi Keuangan Syariah di pesantren dan komunitas Islam, memperluas jaringan agen laku pandai syariah, serta menyelenggarakan Syariah Financial Fair secara berkala di kota-kota besar. 

OJK juga menerbitkan kebijakan spesifik guna meningkatkan akses keuangan syariah dan membentuk Komite Syariah serta Kelompok Kerja Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah yang melibatkan para pakar untuk memberikan masukan strategis.

Baca Juga: OJK Luncurkan Indeks Akses Keuangan Daerah untuk Percepat Inklusi Keuangan Nasional

Selanjutnya: Danone Akan Akuisisi Mayoritas Saham Kate Farms

Menarik Dibaca: PT PGE Targetkan Jadi Produsen Utama Hidrogen Hijau di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×