Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri asuransi syariah di Indonesia memiliki potensi besar, namun pertumbuhannya masih terbatas dengan pangsa pasar yang bertahan di kisaran 5%.
Direktur Utama Allianz Life Syariah Indonesia, Achmad K. Permana menilai rendahnya literasi asuransi syariah menjadi salah satu faktor utama yang menghambat pertumbuhan industri ini.
“Tingkat literasi asuransi syariah di Indonesia masih di bawah 1% yaitu sekitar 0,13% dan pemahaman masyarakat masih rendah terhadap fungsi asuransi, khususnya pada basis syariah yang diterapkan dalam produk asuransi syariah,” ujar Permana kepada Kontan, Kamis (27/3).
Baca Juga: Literasi Asuransi Masih Rendah, Ini Strategi Zurich Syariah
Untuk mempercepat pertumbuhan industri ini, Allianz Syariah secara aktif meningkatkan literasi dan inklusi asuransi syariah melalui berbagai program edukasi.
Allianz Syariah juga bekerja sama dengan Dewan Pengawas Syariah dan regulator dalam mensosialisasikan Fatwa Halal MUI tentang asuransi syariah.
“Komitmen kami diperkuat dengan kegiatan literasi asuransi syariah bagi pelajar sekolah, mahasiswa, hingga masyarakat umum dan memperkenalkan produk asuransi syariah yang dapat menjawab kebutuhan mereka saat melewati risiko kehidupan,” ujar Permana.
Permana mengatakan bahwa Allianz Syariah yakin bahwa penetrasi asuransi syariah akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan melalui kegiatan edukasi yang aktif dan berkelanjutan.
Terkait kebijakan spin-off unit usaha syariah (UUS) yang mewajibkan unit usaha syariah bertransformasi menjadi entitas terpisah, Permana melihat langkah ini sebagai peluang bagi Allianz Syariah untuk semakin memperkuat posisinya di industri asuransi syariah.
“Dengan spin-off, Allianz Syariah dapat lebih inovatif dalam melakukan diversifikasi produk, serta meningkatkan kemitraan strategis dengan berbagai pihak yang memiliki antusiasme tinggi terhadap halal lifestyle,” ungkapnya.
Menurut Permana, keberadaan entitas yang lebih mandiri akan memberikan fleksibilitas lebih besar dalam mengembangkan produk, memperluas akses pasar, dan meningkatkan inklusi asuransi syariah di Indonesia.
Dalam jangka pendek, Allianz Syariah menargetkan peningkatan jumlah peserta melalui perluasan jalur distribusi, baik secara konvensional melalui agen dan bancassurance, maupun melalui platform digital.
Baca Juga: Perkuat Bisnis Penjaminan, Askrindo Syariah Gencar Lakukan Inovasi dan Transformasi
Sedangkan dalam jangka panjang, Allianz Syariah berkomitmen untuk memperkuat ekosistem asuransi syariah di Indonesia dengan menghadirkan solusi perlindungan yang lebih beragam, termasuk asuransi jiwa, kesehatan, dwiguna, mikro, dan jiwa kredit kumpulan.
“Saat ini, Allianz Syariah telah meluncurkan berbagai produk unggulan, seperti AlliSya LegacyMax, yang memberikan solusi perencanaan warisan yang mudah bagi generasi muda dan keluarga muda, AlliSya Flexi Medical, yang menawarkan perlindungan kesehatan tradisional dengan fleksibilitas tinggi, serta AlliSya Flexi Medical Plan, yang menyediakan perlindungan kesehatan unitlink dengan manfaat yang lebih komprehensif,” ujar Permana.
Selain inovasi produk, Allianz Syariah juga memperkuat kerja sama dengan mitra strategis, seperti Maybank dan SMBC Indonesia, guna memperluas jangkauan layanan.
“Allianz Syariah terus mencatatkan pertumbuhan double digit, dengan CAGR sebesar 16,8% dalam lima tahun terakhir, atau dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan industri asuransi syariah,” jelas Permana.
Dengan strategi yang berfokus pada edukasi keuangan syariah, pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan peserta, serta kerja sama dengan mitra perbankan dan komunitas, Allianz Syariah optimistis terhadap prospek industri asuransi syariah dan berkomitmen untuk terus memperluas akses perlindungan berbasis syariah di Indonesia.
Selanjutnya: Dendeng Sapi Bikin Asam Urat Tinggi? Ini Alternatif Makanan Ramah Asam Urat
Menarik Dibaca: Dendeng Sapi Bikin Asam Urat Tinggi? Ini Alternatif Makanan Ramah Asam Urat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News