Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Central Asia (ACA) menyatakan sektor korporasi menjadi penyumbang terbesar pendapatan premi lini asuransi properti pada kuartal I-2025. Adapun pendapatan premi ACA dari lini asuransi properti mencapai Rp 320,7 miliar pada kuartal I-2025.
"Kontribusi premi dari sektor korporasi sekitar 55% pada kuartal I-2025," ucap Kepala Divisi Asuransi Properti dan Energi ACA Mohamad Baihaqi kepada Kontan, Rabu (18/6).
Lebih rinci, Baihaqi mengatakan kontribusi premi sektor korporasi di lini asuransi properti ternyata mengalami penurunan pada kuartal I-2025. Pada kuartal I-2024, dia bilang kontribusi premi dari sektor korporasi mencapai lebih dari 70% dari total premi asuransi properti ACA.
Sementara itu, ACA memproyeksikan total pendapatan premi yang bisa diperoleh dari lini bisnis asuransi properti pada tahun ini akan mencapai sekitar Rp 2,4 triliun. Baihaqi menyebut proyeksi itu menunjukkan pertumbuhan sebesar 16,75%, jika dibandingkan dengan total pendapatan premi lini asuransi properti pada 2024 yang mencapai Rp 2,1 triliun.
Baca Juga: Mega Insurance Catat Pendapatan Premi Asuransi Properti Tumbuh 14% per Mei 2025
Baihaqi mengatakan proyeksi pertumbuhan premi lini asuransi properti perusahaan tersebut didorong oleh optimisme terhadap peningkatan permintaan dari sektor komersial dan industrial.
"Hal itu seiring membaiknya iklim investasi dan ekspansi bisnis domestik, serta strategi diversifikasi yang dilakukan perusahaan dalam memperluas basis nasabah di sektor non-korporasi," kata Baihaqi.
Sebagai informasi, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi asuransi properti sebesar Rp 7,80 triliun pada kuartal I-2025. Nilai itu terkontraksi cukup dalam sebesar 14,1%, jika dibandingkan pencapaian periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9,08 triliun.
Ketua Umum AAUI Budi Herawan menerangkan salah satu penyebab utamanya, yakni adanya ketidakpastian kondisi ekonomi global. Dengan demikian, memengaruhi perusahaan untuk melakukan efisiensi sehingga berdampak juga terhadap lini asuransi properti.
"Kontraksi yang terjadi di lini properti karena kondisi ekonomi global sehingga sektor korporasi itu lebih banyak melakukan efisiensi terhadap pembelanjaan, termasuk asuransi," ungkapnya dalam konferensi pers AAUI di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (13/6).
Budi menambahkan efisiensi yang dilakukan korporasi tersebut membuat mereka membatasi perlindungan untuk beberapa platform bisnis saja.
Baca Juga: ACA Proyeksikan Pendapatan Premi Asuransi Properti Capai Rp 2,4 Triliun pada 2025
Selanjutnya: Jaguar TCS Racing Bawa Mobil Balap Listrik Tercepat ke Formula E, Ini Spesifikasinya
Menarik Dibaca: Harga Emas Global Turun 2% Seminggu, Konflik Timur Tengah Agak Mereda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News