kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.091   175,19   2,21%
  • KOMPAS100 1.120   29,27   2,68%
  • LQ45 799   26,55   3,44%
  • ISSI 285   3,19   1,13%
  • IDX30 417   15,72   3,92%
  • IDXHIDIV20 470   17,59   3,89%
  • IDX80 124   3,15   2,60%
  • IDXV30 133   3,94   3,06%
  • IDXQ30 132   4,51   3,55%

Pendapatan Premi Asuransi Jiwa Tertekan Penurunan Daya Beli Masyarakat


Senin, 20 Oktober 2025 / 08:38 WIB
Pendapatan Premi Asuransi Jiwa Tertekan Penurunan Daya Beli Masyarakat
ILUSTRASI. pendapatan premi industri asuransi jiwa pada mencapai Rp 87,6 triliun per semester I-2025 atau turun 1% secara tahunan


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkapkan, pendapatan premi industri asuransi jiwa tertekan pada semester I-2025.

Berdasarkan data AAJI, pendapatan premi industri asuransi jiwa pada Semester I-2025 mencapai Rp 87,6 triliun. Nilai tersebut mengalami kontraksi tipis 1% secara Year on Year (YoY). ​

Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan tertekannya pendapatan premi industri dikarenakan adanya penurunan daya beli masyarakat, sehingga memberikan dampak juga terhadap pembayaran premi yang dilakukan.

Baca Juga: AAJI Beberkan Tantangan yang Bisa Pengaruhi Profitabilitas Industri Asuransi Jiwa

Dia bilang fenomena itu juga terlihat dari meningkatnya total tertanggung baik perorangan maupun kumpulan yang masing-masing sebesar 16,2% YoY dan 7,4% dan YoY pada semester I-2025.

"Penurunan pendapatan premi sebagian besar disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat, sehingga alokasi dana untuk pembayaran premi sedikit menurun," katanya kepada Kontan, Sabtu (18/10/2025).

Di tengah kondisi perekonomian yang masih fluktuatif serta daya beli yang juga dalam tahap pemulihan, Togar menyampaikan perusahaan asuransi jiwa perlu melakukan inovasi yang mampu meningkatkan persistensi nasabah existing.

Namun, dia bilang upaya itu juga harus tetap diimbangi dengan pengetatan biaya operasional, misalnya melalui digitalisasi.

Selain itu, Togar menerangkan peluang untuk meningkatkan penetrasi juga harus terus dimaksimalkan perusahaan asuransi jiwa melalui inovasi produk yang terjangkau, sederhana, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 

Baca Juga: AAJI Jelaskan Penyebab Premi Bisnis Baru Asuransi Jiwa Susut pada Semester I-2025

"Dari sisi tata kelola manajemen risiko dan perlindungan konsumen juga perlu diperkuat guna menjaga stabilitas dan keberlanjutan perusahaan," ujar Togar.

Meski pendapatan premi tertekan, industri asuransi jiwa masih berhasil mencatatkan laba. Pada Semester I-2025, industri asuransi jiwa mencatat laba setelah pajak sebesar Rp 7,73 triliun. 

Selanjutnya: Yen Melemah Seiring Takaichi Dipastikan Jadi PM Jepang, Dolar Australia Menguat

Menarik Dibaca: 7 Film Horor Sekte Gaib dan Satanis Paling Mencekam yang Wajib Tonton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×